no one's crazy : the psychology of money bagian 2

01.07

Pada bagian ini Housel mengajarkan kita agar kita lebih bijak dan tidak menghakimi dalam menilai bagaimana kita mengatur uang dibandingkan dengan bagaimana orang lain mengatur uang. Orang-orang dari generasi yang berbeda, dibesarkan oleh orang tua berbeda yang memperoleh pendapatan berbeda dan memegang nilai-nilai yang berbeda, ekonomi yang berbeda, pasar kerja dengan insentif yang berbeda, dan tingkat keberuntungan yang berbeda plus pola belajar yang sangat berbeda.

Setiap orang memiliki pengalaman unik mereka masing-masing, dan apa yang kita alami lebih menarik daripada apa yang kita pelajari, jadi kita semuanya sebenarnya telah menjalani hidup pada serangkaian pandangan tentang bagaimana uang bekerja yang sangat bervariasi dari orang ke orang. Apa yang nampaknya gila bagi beberapa orang mungkin masuk akal bagi beberapa orang lainnya.

Orang yang dibesarkan dalam kemiskinan lebih banyak berfikir tentang risiko dan imbalan dengan cara yang tidak dapat dipahami oleh anak seorang pegawai bank, sementara orang yang tumbuh saat inflasi tinggi mengalami sesuatu yang tidak pernah bisa dibayangkan oleh orang-orang dengan ekonomi stabil. Orang australia yang tidak pernah mengalami resesi selama 30 tahun telah mengalami sesuatu yang tidak pernah dialami oleh orang amerika.. dan masih banyak lagi pengalaman-pengalaman lainnya.

disana Housel juga menceritakan tentang seorang anak yang sangat kaya (John H. Kennedy), dia dari kecil dibesarkan oleh keluarga yang sangat kaya, dan tidak mengenal depresi sama sekali kecuali membacanya dibuku saat sekolah di Harvard. John mengatakan "saya mungkin bisa membaca tentang bagaimana rasanya depresi saat kehilangan segalanya, tetapi saya tidak pernah mempunyai luka emosional seperti mereka yang benar-benar mengalaminya, dan orang-orang tersebut juga tidak akan dapat memahami juga mengapa orang seperti saya bisa berpuas diri tentang hal-hal seperti memiliki saham. kami melihat dunia melalui lensa yang berbeda"

disana penulis juga menceritakan seorang perempuan yang bekerja di sebuah toko yang dijuluki "toko keringat" karena toko tersebut memiliki jam kerja panjang, kondisi kerja buruk, dan upah yang kecil, tapi perempuan tersebut bertahan kerja disana, kenapa? karena sebelumnya dia bekerja sebagai pelacur, jadi dalam sudut pandang wanita tersebut dia menemukan peningkatan kerja karena diekploitasi oleh bos kapitalis jauh lebih baik dari pada tubuhnya diekploitasi beberapa pria untuk mendapatkan uang.

cerita cerita ini adalah contoh bagaimana pengalaman yang berbeda dapat menghasilkan pandangan yang sangat berbeda dalam topik yang menurut satu pihak seharusnya hitam dan putih. setiap keputusan keuangan yang dibuat seseorang, masuk akal bagi mereka pada saat itu dan mencentang kotak yang perlu mereka centang. dalam hati setiap orangmereka selalu memahami mengapa mereka mengambil keputusan dengan setiap pengalaman unik mereka sendiri. 

to be continue ..

the psychology of money : morgan housel

05.13

uda lama ga baca buku, akhirnya nemu buku bagus, baca buku ini karena jujur banyak banget masalah financial, semakin bertambah usia kita semakin gabisa leha-leha pemirsa, banyak banget ekspektasi org tua yang berfikir jika lulus kuliah kita akan kaya, ternyata ijazah gabakal pernah bisa membuatmu kaya 100% dari perekonomianmu semula, mungkin hanya akan menambah 30%, 70% nya kita harus benar-benar menerapkan berbagai ilmu .. kadang aku merasa sedih melihat org tuaku yg tidak kaya berharap kaya setelah menyekolahkanku.. tapi membuat mereka bahkan aku kaya saja aku tidak bisa hiks :( .. maka yuk sama-sama belajar menjadi kaya walo diluar bangku sekolah .. smangat !

jadi buku pertama yang aku baca sambil belajar financial adalah bukunya morgan housel judulnya psychology of money .. btw aku sudah setahun ga pernah beli buku .. karena uangku harus ku puter jadi modal (next chapter aku bakal cerita).. jadi bukubuku bagus tidak bisa ku pegang lagi, tapi gapapa alhamdulillah aku dapat e-booknya, berikut isinya ..

awal-awal penulis menulis dia adalah seorg kariawan di sebuah hotel yang selalu kedatangan tamu-tamu dengan finansial yang baik, salah satunya yang sering kesana adalah tamu yang sangat kaya. uangnya banyak sekali! saking banyaknya kadang dia menyuruh salah satu kariwan buat menukar uang kertasnya jadi 1000 uang koin, kemudian 1000 koin tersebut dilempar-lemparkan ke laut untuk bersenang-senang dengan temannya, kadang dia juga merusakkan lampu hotel, dan manajer menegurnya "jika kamu memecahkan lampu hotel maka kamu harus menggantinya 500 dolar", kemudian dia menjawab manager tersebut "ini 5000 dolar ambil aja dan jangan pernah meremehkanku lagi" ... 10 tahun kemudian orang kaya tersebut jatuh miskin.

premis dari buku tersebut adalah "a genius who loses control of their emotions can be a financial disaster, the opposite is also true : ordinary folks with no financial education can be wealthy if they have a handful of behavioral skills that have nothing to do with formal measures of intelligence" artinya kurang lebih seorang jenius yang kehilangan kendali atas emosinya bisa menjadi bencana finansial, kebalikannya juga benar, org biasa tanpa pendidikan finansial bisa menjadi kaya jika mereka memiliki sedikit ketrampilan perilaku yang tidak ada hubungannya dengan ukuran kecerdasan formal.

kebanyakan dari kita mempelajari uang seperti rumus fisika dengan aturan dan hukumnya namun jarang sekali dari kita yang mempelajari uang dari segi psikologi dengan dasar emosi dan nuansa. Insinyur dapat menentukan penyebab runtuhnya jembatan karena ada kesepakatan bahwa jika sejumlah gaya diterapkan pada area tertentu, area tersebut akan rusak. Fisika tidak kontroversial. Itu dipandu oleh hukum. Keuangan berbeda. Ini dipandu oleh perilaku orang. Dan bagaimana setiap orang berperilaku mungkin masuk akal bagi saya tetapi terlihat gila bagi yang lain. 

semakin penulis mempelajari dan menulis tentang krisis keuangan, semakin dapat dipahami bahwa mempelajari keuangan lebih baik dipahami melalui lensa psikologis dan sejarah, bukan keuangan. Untuk memahami mengapa orang terjerat hutang, kita tidak perlu mempelajari suku bunga, yang kita perlu pelajari adalah sejarah keserakahan, ketidakamanan, dan optimisme. Untuk mengetahui mengapa investor menjual beberapa aset dipasar beruang, kita tidak perlu mempelajari matematika dari pengembalian yang diharapkan di masa depan, tetapi kita perlu memikirkan penderitaan melihat keluarga kita dan bertanya-tanya apakah investasi kita akan membahayakan masa depan mereka.

i love Voltaire's observation that "history never repeats itself, man always does." it applies so well to how we behave with money.

to be continue ...