beautiful hello

moment is mystery

18.46

It's always mystery. We were in a friendship since Junior High School. We both live in Batu city. After graduated, Uchi went to college in another city, months after that, Pupud also went to college in another city. So we were having 'long distance friendship'. The only chance we can meet was when we go home to Batu city. Years passed, uchi went back to Batu city. Actually the chance we could meet each other is higher, whenever Pupud wanted to go back to Batu city we can meet. We didnt have to made an arrangement to match our schedule to go back to Batu city. But then after almost 10 years passed, Uchi told Pupud : 'aku kekancingan di Rumah, bisa ga numpang ngetik di rumah km sekarang', dan tiba-tiba kita menghabiskan banyak sekali cerita di kamar Pupud dalam waktu semalam ;')


secangkir teh hangat buatan Pupud

Setoples Pia Fav khas Jogja

Pupud selalu mengerti dalam membantu menyelesaikan bahan-bahan tulisan

Pupud selalu mendengar keputusan-keputusan dalam memilih buku

kita tidur pukul 01.00 WIB ")))))

beautiful hello

navigating life

05.20















Banyak sekali teman-teman mengatakan terdapat perbedaan antara bangku perkuliahan dengan dunia kerja, saya juga ikut merasakan perbedaan tersebut. Perbedaan paling menyenangkan dalam hidup saya adalah "jenis dan waktu" bacaan saya ketika saya memasuki dunia kerja menjadi lebih "bebas" dan "banyak". Saya jadi lebih bebas me-navigasi-kan kehidupan saya melalui kulitas bacaan yang saya tentukan sendiri. Setahun meninggalkan dunia perkuliahan, saya mempunyai banyak sekali waktu untuk tidak membaca slide-slide perkuliahan, 'terbebas' dari jurnal-jurnal penelitian saintis, 'terbebas'. Saya mempunyai banyak sekali waktu untuk menjawab rasa penasaran saya terhadap 'kehidupan'. Akhir-akhir ini saya menemukan sebuah buku tua pada rak buku ayah saya. Sebuah buku yang menceritakan tentang sejarah mengapa sebuah ayat diturunkan. Buku ini dengan sabar menceritakan sejarah masing-masing ayat dalam Al-Qur'an. This book is without doubt an uplifting and inspiring read. Major human power ;')

beautiful hello

merayakan tak-beralasan

21.21

     Sejak kecil hingga sekarang saya selalu berteman akrab dengan kata tanya "mengapa". Dalam proses mendidik saya, ayah saya termasuk tipikal orang tua yang ingin melindungi anaknya dengan melarang ini dan melarang itu. Namun saya bukanlah seorang anak penurut, saya selalu ingin mencoba ini dan itu, mengeksplorasi ini dan itu, tidak ada yang dapat menghentikan saya kecuali saya mendapatkan sendiri 'pemahaman' atas jawaban mengapa saya tidak boleh melakukan hal ini atau hal itu. Begitu saya menemukan jawabannya, ayah saya tidak perlu lagi repot-repot melarang saya untuk jangan ini jangan itu, saya akan secara otomatis tidak melakukan larangan itu. Dahulu ayah saya selalu melarang saya merayakan hari raya Idul Fitri dengan berkeliling desa bermaaf-maafan, saya merasa sedih karena tidak bisa seperti teman-teman saya lainnya dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Ayah saya menjelaskan dalam meminta maaf dan bersilaturahmi tidak harus menunggu hari raya Idul Fitri, kita selalu bisa melakukan setiap hari, Nabi tidak pernah mengajarkan meminta maaf hanya pada waktu hari raya, tidak boleh seperti itu agar tidak menjadi budaya, Nabi selalu merayakan hari raya Idul Fitri dengan sederhana, sebaliknya merayakan hari Raya Idul Adha dengan besar-besaran, dalam menjalankan agama ayah saya selalu mengstimulasi saya untuk mencari sumbernya, tidak hanya mengikuti budaya yang ada, kemudian saya belajar, dan baru memahaminya. Ayah saya juga tidak mengajarkan saya untuk merayakan hari ulang tahun, merayakan kelahiran bayi, dan macam-macam 'selametan' dalam bahasa Jawa. Ayah saya juga tidak mengajarkan untuk melakukan budaya upacara "7 harian", "40 harian", maupun "1000 harian" untuk orang meninggal, setelah saya belajar buku-buku ayah saya ternyata upacara demikian adalah budaya nenek moyang yang terbawa, Nabi tidak pernah mencontohkan demikian. Ayah selalu mengatakan kepada saya hari ini dengan hari berikutnya adalah sama, kamu tidak harus menunggu besok untuk meminta maaf, kamu juga tidak perlu menunggu hari ulang tahun teman kamu untuk membuatnya bahagia, kamu selalu bisa melakukannya hari ini, sekarang juga. Ternyata ayah saya hanya ingin mengajarkan saya kita selalu bisa merayakan hari ini.
     Saya selalu merasa bahagia ketika mendapatkan pesan dari sahabat saya untuk mengunjunginya, selalu bahagia mengetahui bahwa sahabat-sahabat saya merindukan saya, selalu bahagia menghiburnya dan berbagi cerita dengannya. Saya sangat menyukai pizza, dan saya rasa Dewi juga, sehingga saya memutuskan 'merayakan hari ini' dengan Dewi dan Pizza ;')

pretty in green

pizza combi

meat lover

The trip of dreams 

my camera loves this pic



beautiful hello

25 tahun bersama

06.26

Terkadang apa yang kita miliki akan terlihat berarti ketika kita tidak memilikinya lagi. Beberapa konsep ketenangan mengatakan apapun di dunia ini adalah sementara, kita menjadi tidak tenang karena menilai permanen terhadap banyak hal, banyak sekali hal. Kita tidak perlu harus sampai pada titik di akhir kehidupan kita untuk menyimpulkan apa yang sebenarnya kita cari. Pada stage dimanapun kita hidup sekarang, kapanpun, kita selalu bisa mempelajari apa saja yang kita ingin ketahui dari hidup. Kita hidup dalam ruang dan waktu bersama dengan bermacam-macam stage keseluruhan hidup manusia. Kita tidak perlu kembali menjadi anak berusia 1 tahun untuk mempelajari bagaimana fase kehidupan kita pada masa itu. Kita juga tidak perlu menunggu berusia 60 tahun untuk menjawab keresahan masa depan. Kita selalu bisa mempelajari dan menjawab sekarang juga dengan memperhatikan manusia-manusia disekitar kita. Bicara soal siklus hidup, saya rasa tidak perlu menjelaskan bagaimana "menariknya" fase kehidupan manusia disekitar kita. Belakangan, saya menghabiskan waktu menikmati disney movie dengan ibu saya, kami memilih judul beauty and the beast.



Bukan untuk pertama kalinya saya tidak dapat membedakan,mana realita mana imagi. Saya merasakan banyak sekali persamaan antara Ibu saya dengan Belle tokoh utama dalam film ini. Seorang wanita pemberani, dibesarkan tanpa ibu, berteman baik dengan buku-buku, akrab dengan dongeng-dongeng, cerdas, unik, cantik, menarik, dan mempunyai hati yang baik, hampir bisa dikatakan 'sempurna'. Didalam bioskop saya menikmati sebuah film sekaligus menikmati kenangan masa lalu. Pada zaman dahulu, kami tidak semudah sekarang untuk mengakses bioskop, ibu saya selalu mendongengi saya cerita apapun yang beliau ketahui, termasuk judul film ini. Pada zaman sekarang, dunia berputar, saya berkali-kali mengatakan kepada ibu saya "oh ini yang dulu itu,, oh itu yang itu,, iya iya penyihir,, iya iya nanti begitu,, oh ternyata istananya seperti ini" hahah dan serangkaian kata-kata penghubung masa lalu dan masa depan lainnya. Seusai "bernostalgia" tiba-tiba saya mengatakan kepada ibu saya "ternyata kita sudah menghabiskan waktu bersama selama 25 tahun", kemudian ibu saya mengatakan "waktu yang sangat 'singkat' bukan?", saya hanya tersenyum dan kembali menghayati percakapan terakhir kami berdua. Saya tidak pernah memilih untuk hidup 'sesingkat' 25 tahun bersama Ibu saya, saya tidak pernah memilih siapa Ibu saya, dan dengan siapa saya hidup. Saya hanya merasa beruntung dapat menghabiskan waktu dengannya, hari ini, sekarang juga. Saya hanya merasa beruntung dapat menikmati secara konten 'posisi' saya sebagai seorang anak. Saya hanya merasa beruntung dapat mengenal sosok wanita seperti Ibu saya dalam kehidupan saya ;')