december I'm really not afraid anymore :)
anymore :))
i have a day without checking the clock, or being interrupted, running errands that seem impossible to get to most of the time, it’s amazing enough,,
Jogjakarta, 1 desember 2012 at 02.02 am aku masih
berada dalam dandelion putihku. Disini terasa berbeda aku melalui ribuan
bukit-bukit bersama angin topan yang kencang, sungguh tidak nyaman namun ini
yang dinamakan perjuangan. Aku menyaksikan pagi yang lain,, pagi yang berbeda
tak seperti biasanya. Aku melihat semua kemungkinan yang diciptakan Tuhan,, aku
berada di tanah yang berbeda,, Jogja. Setelah hampir 6 tahun tidak mengunjungi
tanah ini, akhirnya hari ini diizinkan kembali menapakkan kaki disana. Semuanya
nampak berbeda,, jalanan panjang dan lebar,, pohon-pohon yang setia menemani
jalanan,, aksara jawa disepanjang jalan,, ratusan becak,, taksi,, trans jogja,,
fiuhh kota yang indah. Beberapa menit berjalan,, dan aku sampai di persingahan
matahari yang indah. Kami beristirahat disana. Tempat peristirahatan yang begitu
mewah bagiku. Aku tidak tahu bagaimana cara Tuhan menyayangiku,, namun siang
itu untuk pertama kalinya aku melangkahkan kaki di universitas gadjah mada.
Yup, universitas favoritku waktu aku menduduki bangku SMA.
Disana begitu berbeda dengan brawijaya,, disana
banyak sekali tanaman-tanaman. Bahkan digerbangnyapun sudah disambut pohon
bambu yang ditinggi. Kuteruskan langkah kakiku,, kudapatkan hal indah lainnya
berjajar motor-motor dengan rapi tak mengganggu satu sama lainnya,, begitu juga
sepeda tradisionalnya. Waw, kampus yang luar biasa :D. Sayangnya keindahan alam
yang nyata tersebut, tidak didukung dengan SDM yang sesuai. Gedung-gedungnya
lumayan kotor dan tua, hmm sekali lagi ada yang menarik. "mading
fotografer farmasi”,, sebuah kotak berisikan foto-foto yang penuh pembacaan.
Ada satu foto yang menarik,, dua orang dibawah payung saat hujan membawa kue,,
sebenarnya biasa sih. Cuma maknanya lumayan tinggi,, kebanyakan orang akan
melihat bahwa mereka kehujanan dan memakai payung,, padahal mereka merasakan
betapa lebih enaknya nyamil saat hujan :p. Jadi sebenarnya hidup itu tidak
berat pibi,, tergantung bagaimana cara pandang kita :D. Melangkah lagi hap
hap hap,, dan akhirnya aku sampai di depan laboratorium curcumin “curcumin research centre” ,, waw waw
waw... seolah engga percaya aku dapat berdiri di lab sekeren itu,, langsung
ingat herbochi ^_^.
Daun-daun melintas, waktu berjalan,, aku menduduki
ruangan kompetisi. Ruangan putih multimedia dengan desain keintelegensian
mahasiswa. Ruanganya begitu tenang dengan musik menyempurnakan kedamaian. Aku
tersenyum menyaksikan semua kejaiban,, melihat teman-teman farmasi seindonesia,,
kerajaan farmasi. Kompetisi dimulai dan kami mulai mengerjakan anyaman
kesuksesan. Satu persatu rintangan kami lewati,, dan pertama kalinya kami
melewatinya bersama-sama,, seperti kepiting memakai gaun putih didasar lautan
begitu lucu,, dan kami tertawa. Pehliss uchi ini soalnya masih banyak,,
putarlah jarum dalam kepala,, nyalakan semua lampion,, bersinarlah powerberry,,
selesai. Kami meninggalkan ruangan itu,, menelusuri kota ini dengan lebih luas
lagi,, kota pohon tinggi dengan jalanan luasnya J
Seperti dandelion mini becak ini,, kita sama-sama
berjalan melihat pernak-pernik Tuhan. Aku melihat tenggelamnya matahari,,
melajunya kereta,, letihnya tukang becak,, menyaksikan kota dengan setiap
keringat lelahnya kehidupan,, “Tuhan hidup itu berat ya,, “ sepatah kata yang
terucap,,seandainya aku tidak mempunyai dosa ingin cepat kembali kesisiMu Tuhan
:’)
Malam itu kami menghabiskan ratusan detik di stassiun tugu,, berharap
mendapatkan rahmat Tuhan lainnya. Menelusuri langkah-langkah kota ini,,
bersinggah di emper untuk dua bungkus nasi kucing,, menghitung lintasan
pesawat,, satu dua tiga empat lima enam,,dan tuju masih belum ada satu smspun
terlintas. Okai Allah jika ini jawabanMu atas perjuangan kami,, kami akan tetap
tersenyum,, kami tahu hanya Kaulah yang Maha mengetahui Maha Bijaksana. cheers :)