"bayangkan betapa romantisnya chi kalau kita gak pernah bertemu, saling mendoakan, dan bersatu oleh rasa yang dititipkan Tuhan kepada kita,, bayangkan betapa romantisnya?"
Aku cuma bisa mendengarnya,, masih didanau yang sama menulis pertemuan ibu peri semalam penuh,, melihat binaran keluar dari mata-matanya,, menjelaskan definisi bahagia disaat banyak kalangan muda dihujani awan kegalauan,, tapi tidak untuk peri disamping rumah pohonku itu,, sangat tenang,,
Aku pamitan ya dengan ranselku lagi,, mencoba mengambil peak-peak gunung-gunung terlewati dengan musik-musiku,, terimakasih ya,, hei penyadar mimpi-mimpi :]
menarik waktu kebelakang dalam lamunan dan terus memaju-majukan waktu untuk impian, sudah duapuluh tiga tahun melayang-layangkan keinginan dalam catatan kehidupan, memilih sekaligus dipihkan kehidupan kata orang,, kata orang.
Tetap bersama ransel dan kamera dia tetap menulis catatannya didekat danau yang sama,, kini tulip-tulipnya sudah tidak bermunculan,, sendiri.
Terakhir kali surat tulip-tulip bertanya
"apa arti sahabat?"
waktu itu gw sontak terkaget apa sebenarnya arti sahabat,, menurutku (dulu) semua orang itu sahabat,, bahkan aku gak punya definisi lain selain sahabat,,
seorang gadis hidup sendiri didunianya,, setiap ada yang berkunjung,, hanya ada dua kartu,, jangan disentuh atau sahabat,, masukkan kartu itu dan kalian sudah bisa masuk kedalam dunianya,, begitulah
pertanyaan itu begitu berat baginya,, dia berusaha berlari menjangkau perpustakaan-perpustakaannya,, mencari buku bertuliskan sahabat,, dan hasilnya nihil,, semua bukunya hanya tentang motivasi dan do'a,, lalu bagaimana ia harus menjawab apa itu arti sahabat?
mendung,, gadis penghuni pohon camelion hanya bisa diam,, banyak sekali bintang-bintang kecil mengelilingi kepalanya hingga ia tidak mampu lagi untuk berfikir. Ia mengambil ranselnya dan mengikuti burung-burung berarak memetualangi langit hari ini. Hai aku memakai topiku dulu ya, kaca mata, sepatu ket, kaos, tanpa payung, aku siap berpetualang melawan hujan hari ini burung-burung, ini cukup deras but its okay.
Berlari-berlari hingga disuatu perbatasan dan harus menyelam, aku tidak bisa sekarang, selamat tinggal burung-burung, aku menunggu didanau ini ya menulis kembali.
"Tidak kamu harus ikut bersama kami"
"bagaimana caranya"
"perahu,, disana ada perahu"
"bahkan aku tidak bisa menggayung perahu kecuali bersama-sama"
"memang bersama-sama"
"dengan?"
"kami telah mengirim surat kepada pangeran danau, mungkin sebentar lagi dia datang?"
"pangeran?"
"tepat"
"mengapa menyimpulkan seperti itu? aku tidak percaya"
"ayo jangan diam berlarilah menuju perahu dan terbang bersama kami"
kakiku ragu namun berjalan, hatiku beku namun seluruh anggota badanku seakan sepakat untuk berjalan, hai manusia di perahu, mari kita mulai perjalan kita.
gambar diambil dari tmblr kuntawiaji |
Pendidikan Farmasi di Singapura
Pendidikan Farmasi di Malaysia
Pendidikan Farmasi di Jepang