Waktu aku sendiri dan tidak tahu sedang berada dimana,,
Aku tidak tahu harus berbuat apa,,
Hanya hamparan hijau didepan mata,,
Melihat kekanan,, kiri,, depan,, semua penjuru mata angin tidak ada perbedaan,,
Berlari kemanapun semuanya sama,,
Seperti sebuah kanvas yang sangat abstrak,,
Tempat apa ini Tuhan,, mengapa aneh,,
Aku menangis,, sendirian,, tidak ada siapa-siapa disini,,
Aku takut,, aku takut Tuhan,,
Kemana semua bintang,,
Kemana ilalang liar,,
Kemana lampion jiwaku,,
Aku takut,,
Angin taman menguraikan rambutku,,
Melintas dandelion putih di hadapanku dalam waktu sepersekian detik,,
Dandelion itu terbang,, terus terbang,,
Seperti sayap yang ringan,,
Kakiku mulai terbang bersama dandelion,,
Dandelion membawaku terbang kemasa lalu,,
Beberapa bulan yang lalu,,
Dandelion kecil kini menjadi besar,,
Aku tidak terbang lagi,,
Aku diatas dandelion,,
Aku terbang bersama dandelion diatas angkasa masa lalu,,
Dari sini aku dapat melihatnya,,
Melihatnya dan ada aku disana,,
Waktu itu hal baru terjadi,,
Waktu dimana aku harus belajar,,
Belajar hal yang tidak dipelajari banyak orang,,
Begitu melelahkan dan aku masih sangat lugu,,
Pukul 5 sore hampir lewat,,
Dan dia menyapaku,,
Tidak terlalu berarti,, dia hanya mencerikan impian masa depan yang akan kita pelajari bersama,,
Beberapa hari seperti sekian detik yang terus melaju,,
Kanvas impianku terus tergambar,,
Dan selalu ada pena tak sengaja mengukirnya,,
Sore itu merupakan sore terlugu,,
Aku menunggunya untuk sama-sama sampai dirumah rumput perdu,,
Setengah jam,, satu jam,, satu setengah jam akhirnya dia datang untuk pertama kalinya,,
Huh,, siapa yang bisa marah menghadapi orang dengan attitude sebaik itu,,
Ini pertama kalinya kapas dan mample merah melaju bersama,,
Tatapan matanya mampu menjelaskan semua yang akan dituturkan,,
Aku merasa nyaman,, aku tidak takut,,
Senang bisa mengenalnya,,
Akhirnya kita sampai di rumah rumput perdu,,
Banyak teman kami disana,,
Seperti musim panen,, sore itu ramai sekali,,
Masing-masing orang mempunyai catatan yang hebat sore itu,,
Mungkin hanya aku dan pohon apel yang tahu,,
Pertama kalinya dunia menjadi lebih indah
Pagi itu burung merak datang membawa beberapa serpihan powerberry,,
Serpihan orangtuaku untuk berjuang menjalani kehidupan yang ditulis Tuhan,,
Dan dari sekian orang,, dia orang pertama yang membantu ayahku menurunkan serpihan itu,,
Dengan wajah innocentnya,,
Hmm,, seandainya dia menyadari,,
Burung merak pergi dan kami mengikuti budaya rumah rumput perdu,,
Banyak hal lucu yang terjadi,, yang kulakukan tepatnya,,
Aku membuatnya tertawa,,
Aku suka melihatnya tertawa
Untuk pertamakalinya aku mendengar “semangat uchi” :D
Kata yang sering di ucapkan banyak orang,,
Tetapi begitu berbeda pagi ini,, entah mengapa,,
Setelah pembelajaran yang ku dapatkan di rumah rumput perdu,,
Dia selalu ada dalam catatanku,,
Aku kagum dengan seluruh attitudenya
Dengan seluruh semangat dan kesederhanaanya
Dia pulang kekerajaannya,,
Dan seperti biasa aku menjalani aktivitasku dengan teman-temanku,,
Tanaman,, sket book,, dan lampion ,, cukup,,
Apalagi yang membuat kita tidak bersyukur,,
Seperti hari-hari sebelumnya,,
Merpati putih selalu membawa purple papper,,
Kertas misi yang harus terselesaikan untuk meraih masa depan,,
Sebuah masa yang kita tulis dan akan terjadi,, pasti terjadi
Semangat semangat semangat uchiiiiiiiiiiiiiiii :D
Beberapa kertas mengharuskan aku mempelajari hal baru,,
Tidak seperti kebun teh, kebun kunyit,, atau sejenisnya,,
Benar-benar berbeda dari kerajaan herbochi,,
Aku harus mempelajari lautan,,
Bunga karang didasar laut,, aku tidak tahu apa-apa,,
Aku buta,, aku tak pernah mengenal karang-karang di lautan,,
Apalagi yang menjadi alasan kalau bukan dia untuk aku mempelajari semua ini,,
Memanen kapas disore hari,,
Waktu itu dia mengunjungi kebun kapasku,,
Dia mengutarakan semua pemikirannya,,
Aku mendengarkan dengan capung-capung yang lalu lalang,,
Besar sekali harapannya,,
Untuk kedua kalinya matanya yang menjawab semuanya,,
Atas gerakan angin kapas yang tak pernah dapat ditebak,,
Dia sering muncul di kebun ilalang sekarang,,
Kebun tempat aku belajar,,
Seperti ada kompetisi panen jagung didadaku,,
Jagung-jagung dalam dada bisakah tetap tenang,,
Angin bisakah bersahabat dengan jagung-jagung,,
Beberapa saat saja,, kumohon,,
Aku senang melihatnya disini,,
Bisakah lebih lama disini,,
Seperti keajaiban tamanan ubi,,
Pada detik yang tak dapat diprediksi,,
Dia ada di dalam semak ilalang,,
Dia mendengar semua yang kuperjuangkan hari itu,,
aku malu sekali menyadari dia ada disana,,
beberapa hal lucu it uterus terjadim,,
hingga aku lupa pada kata yang dinamakan “sedih”,,
tanpa diketahui sekali lagi,,
pohon kapas mengharuskanku mengunjungi kerajaannya,,
yup kerajaan yang sangat berbeda itu,,
kerajaan yang belum kukenal sebelumnya,,
aku berangkat,, aku menyelam,, aku sampai di dasar lautan,,
kerajaannya,,
kerajaan yang mempelari kehidupan dari semua sisi pandang,,
ketulusan tanpa keegoisan,,
sketsa tergambar rapi dan aku dapat pulang kembali ke rumah herbochiku,,
kutulis semua yang kupelajari,,
apalagi kalau bukan kekuatan matanya yang membuatku kuat,,
sore itu aku berada di sebuah musim yang berbeda,,
musim paling seru sepanjang musim disini,,
hampir sepanjang sore semua orang menghabiskan waktunya melihat taman gandum,,
tak ada yang sedih dini,, disini semua orang bersemangat,,
aku seperti menjadi baru disini,,
dan yang lebih baru dari beberapa hari yang seharusnya di habiskan disana,,
aku melihatnya lagi,,
dia ada disini juga,,
hufttttt what I must do God with Your story given to me
beberapa decade berjalan,,
kita tetap berada dalam cerita Tuhan,,
hingga di suatu malam ,,
dia seperti Hero,, pertamakalinya ada yang memperlakukanku seperti itu,,
aku merasa dunia berkalikali lipat lebih indah,,
mungkin malam yang tak akan terlupa bagaimanapun akhir ceritanya,,
dan akhirnya aku menyadari aku di kenalkan perasaan cinta oleh Tuhan,,
dari semua kejadian hanya matanya yang menjadi jawaban,,
jawaban untuk aku tetap semangat hingga batas waktu yang ditentukan Tuhan,,
batas waktu yang mulai dapat kulihat,, dan aku berharap pandanganku salah,,
dandelion kembali membawaku ke taman tanpa ujung,,
kedalam abstrak sketh book tanpa titik,,
dandelion bawa aku ke taman lampionku,,
aku merindukan cahayaku,, cahaya semangatku,,