setiap bertemu dalam momentum yang tidak bisa diprediksi,, dia selalu meninggalkan sesuatu,, yang manis dan yang pahit,, matanya terasa seperti rumah,, hatinya yang keras,, tajamnya frekuensi temperamen,, kayak es batu,, kaku,, tapi pasti luluh sama kata-katanya yang begitu halus,, sulit banget dipegangnya,, tahu nggak,, momen-momen paling sedih itu ketika ditinggalkan untuk pulang,, why ,, hmm,, susah buat dijelaskan,, kalo memorable closingnya selalu sedih,, terlalu kaku,, itu yang kadang bikin sedih dan ragu-ragu,,
"I enjoy this all on my own,, and I don't find the right one yet,, karena gimana dia itu,, reaksinya,, apa yang dia katakan,, dan bagaimana efeknya ke kamu,, itu cuma kamu aja yang tahu" kata ani
"nia misalnya,, cowo yang uchi suka benci banget sama perokok,, sementara ayah uchi seorang perokok,, apakah dia akan menerima uchi?"
"seseorang yang sayang sama kitaa setau nia pasti akan menerima kita"