pelajaran hidup

masalah atau konsekuensi?

03.17

Masalah, kita semua tahu bahwa masalah adalah kekuatan sebuah cerita, baik itu film, buku maupun dalam kehidupan sehari-hari. Ukuran masalah itu sendiri bermacam-macam, ada kecil ada besar, ada internal ada eksternal. Kita menamakan masalah kita besar ketika rasa kenyamanan kita semakin sedikit dan tekanan kita semakin besar, kita menamakan masalah kita kecil ketika fikiran kita sudah bisa memprediksi solusi untuk masalah tersebut. Permainan fikiran. Tetapi ngomong-ngomong soal masalah, ada satu hal yang membuat saya penasaran. Kenapa ya sebuah keputusan yang kita ambil kadang kala menciptakan sebuah masalah? Jadi masalah berasal dari keputusan yang kita ambil ya?

kita memutuskan untuk bekerja, kita akan menemui masalah di dunia kerja
kita memutuskan untuk menganggur, kita akan menemui masalah perekonomian
kita memutuskan menikah, kita akan menemui masalah rumah tangga
kita memutuskan untuk lajang, kita akan menemui masalah "kapan nikah"
kita memutuskan untuk merantau, kita akan menemui masalah adaptasi
kita memutuskan untuk tidak merantau, kita akan menemui masalah zona nyaman

dan serangkaian keputusan lainnya, jadi apakah benar masalah terlahir dari keputusan kita sendiri?
Bagaimana jika kita tidak memutuskan apa-apa? tidak bekerja tidak juga menganggur, tidak menikah tapi juga tidak lajang, tidak merantau tidak juga berdiam di tempat. Fase tidak menemui masalah? Apakah ada fase itu dalam kehidupan kita? 

Sekarang bagaimana jika kata "masalah" kita ganti menjadi kata "konsekuensi"

kita memutuskan untuk bekerja, kita akan menemui konsekuensi di dunia kerja
kita memutuskan untuk menganggur, kita akan menemui konsekuensi perekonomian
kita memutuskan menikah, kita akan menemui konsekuensi rumah tangga
kita memutuskan untuk lajang, kita akan menemui konsekuensi "kapan nikah"
kita memutuskan untuk merantau, kita akan menemui konsekuensi adaptasi
kita memutuskan untuk tidak merantau, kita akan menemui konsekuensi zona nyaman

Terdengar lebih "bertanggung jawab" dan lebih "ringan" bukan terhadap keputusan yang kita ambil? ")

beautiful hello

my ultimate inspo

17.14


Mengunjungi perpustakaan sekali dua kali bukan lagi menjadi rutinitas namun sudah menjadi kebutuhan bagi saya. Setiap mata saya menelusuri rak-rak buku lama, fikiran saya terbang ke masa lalu, dimana buku-buku tersebut masih terasa berat bagi saya. Kadang tangan saya mengambil satu dua buku yang pernah saya baca, ternyata buku tersebut berkontribusi terhadap kepribadian saya. Saya juga menelusuri beberapa buku tidak menarik di jaman dahulu dan menjadi menarik di jaman sekarang. Teapots, saya pernah menggunakan buku ini sebagai bahan paper presentasi saya pada acara Bandung Creative Movement. Lucunya adalah dari sebuah teapot saya dapat menghasilkan karya herbochi saya (modifikasi limbah kaca), saya jadi heran bagaimana sistem pemikiran saya dapat mengolah input menjadi output yang unik. Saya sangat menikmati bagaimana sistem pemikiran saya menghubungkan fakta satu dengan fakta lainnya, bagaimana mereka bekerja untuk berkreasi secara otomatis. Bebebarapa orang disekitar saya sering kali bertanya, sebenarnya apa yang dapat saya simpulkan dengan membaca buku A atau buku B, dan sering kali saya tidak bisa menjawab. Membaca bagi saya bukan hanya sekedar mendapat pelajaran apa terkait bacaan saya, tetapi lebih ke arah kualitas kenikmatan membaca. Saya sangat menikmati bagaimana penulis-penulis favorite saya menyusun pemikiran dalam kata-kata, saya mempelajari cara mereka bercerita, cara mereka menghubungkan satu dan lain hal, cara mereka memilih berperan dalam sudut pandang mana, dan bagaimana saya terhanyut dalam dimensi tulisan-tulisan itu sendiri. 








my personal life

mendalami peran

10.18

Memperhatikan bagaimana manusia menjalani kehidupannya itu adalah sangat kompleks dan menarik bagi saya. Saya sangat suka memperhatikan bagaimana manusia bisa bermulti peran tanpa skenario dalam drama realita. Secara sederhana saya memang sangat senang mempelajari manusia, termasuk diri saya sendiri. Bagaimana saya bangun dari tidur saya, bagaimana jasmani saya melakukan keputusan-keputusan otomatis pertama saya, bagaimana saya membuka selimut saya, bagaimana tangan saya membuka jendela kamar saya, bagaimana tangan saya membersihkan kotoran mata saya, bagaimana fikiran saya memerintahkan hati saya untuk beribadah di pagi hari, bagaimana kaki saya menarik handuk saya, bagaimana telinga saya menerima musik-musik favorite saya, bagaimana kerja sama kaki, tangan, dan bibir saya untuk menari dan bernyanyi di kamar mandi, bagaimana mata saya menilai pakaian yang akan saya pakai, bagaimana tangan saya mengambil sarapan pertama saya, bagaimana ekspresi interaksi saya dengan keluarga saya, bagaimana saya membiarkan fikiran saya memikirkan banyak hal diperjalanan kerja saya, bagaimana saya memulai interaksi dengan teman-teman kerja saya, bagaimana saya mengolah respon terhadap beberapa hal, bagaimana saya dan banyaknya bagaimana saya lainnya. Serangkaian proses tersebut sangat menarik bagi saya, membuat malam sebelum mata saya tertutup tersenyum terhadap semua hal yang telah dikoordinasikan baik maupun buruk oleh keseluruhan sistem dalam tubuh saya, dan itu saya namakan sebagai pendalaman peran terhadap diri saya.

Semakin dewasa, ternyata saya tidak hanya senang memperlajari pendalaman peran dalam diri saya sendiri, saya juga sangat senang mendalami pendalaman peran orang lain dalam kehidupan mereka. Saya sangat senang mendalami pemikiran orang-orang di sekitar saya, saya sangat senang melihat hal-hal rutin yang meraka kerjakan, bagaimana mereka memilih gambar-gambar untuk di publish, bagaimana mereka menyusun kata-kata untuk sebuah caption, bagaimana mereka memberikan penilaian-penilaian terhadap masalah sosial, bagaimana mereka mendefinisikan bahagia dalam kehidupan mereka, bagaimana mereka memilih tempat untuk bertemu, bagaimana mereka memilih baju untuk acara pernikahan, bagaimana mereka memutuskan untuk "like" postingan yang mereka suka, bagaimana mereka dan bagaimana mereka lainya. Itu sangat menarik bagi saya ")

beautiful hello

the prettiest books

19.40

This week I'm bringing you a selection of my favourite 'pretty books'. By 'pretty", I'm referring to the books that I like to keep sitting proudly on the coffee table or popping out at eye level on my book shelves. They are inspiring to read, beautiful in every way, and I hope that you'll love them just as much as I do *) (yey bisa menirukan gaya Estee Lalonde dalam mereview sebuah buku '"> )



Those thoughts are usually crossing my mind whenever I'm driving home by myself, every day I keep on thinking how grateful I am to have everything I have right now. Beberapa hari belakangan sempat membaca "cobalah belajar menjadi manusia dulu sebelum belajar Allah dan Malaikat", saat pertama kali membaca, saya berfikir statemen ini benar atau salah ya, disatu sisi benar namun sisi lainnya dalam fikiran saya itu salah. Saya berfikir statemen itu benar karena mempelajari manusia merupakan landasan dasar bagi saya untuk bisa menjadi manusia, memahami setiap hal dalam tindakan manusia, hal itu bermanfaat bagi saya untuk mengurangi "komplain" kepada manusia lainnya. Contoh sederhananya seperti ini, di dalam suatu kasus ada seorang perawat komplain kepada asisten saya, perawat tersebut komplain sekaligus marah-marah karena merasa farmasi sangat lama dalam menyiapkan obat padahal pasien membutuhkan segera obatnya, sementara asisten saya merasa tugas kita bukan hanya mengambil obat dan menyerahkan, tetapi melingkupi seluruh sistem didalamnya, termasuk menulis kartu stok, membuat kuitansi, menulis etiket, mengecek, dan mengantarnya, begitu juga dengan perawat tugas mereka bukan hanya menerima obat, mereka juga bermain dalam seluruh sistem kerja perawat. Saya sangat senang memposisikan diri saya di posisi "menjadi dia" ketika mengalami hal seperti ini, metode ini sangat meringankan pekerjaan saya. Dari sini bisa lihat bagaimana mempelajari manusia sangat menarik sekaligus penting bagi saya, oleh sebab itu statemen yang telah kita bahas sebelumnya menjadi benar bagi saya, bagaimana jika kita mempelajari manusia terlebih dahulu sebelum mempelajari Allah dan Malaikat. Saya rasa jika hubungan kita dengan sesama manusia baik, damai, Allah juga akan senang melihatnya. Tetapi statemen diatas juga bisa menjadi salah, karena bagaimana kita bisa hidup tanpa ada petunjuk dari Allah? Misalnya karena saya tidak mengenal Allah, saya jadi tidak tahu apa yang Allah sukai dan apa yang Allah benci. Oke, anggap saja hidup saya dimulai dari bangun pagi, karena saya tidak mempelajari Allah, ketika saya bangun pagi, saya jadi tidak tahu kapan sebaiknya saya bangun tidur? apakah pukul 4 pagi? 5 pagi? 6 pagi? Karena saya hanya mempelajari manusia, saya akan memutuskan bangun pukul 6 pagi, karena saya bekerja pukul 7 pagi, dimana manusia seperti saya sudah berada di tempat kerja dalam waktu yang sama. Karena saya tidak mempelajari Allah dan Malaikat, saya jadi tidak tahu, kalau sebenarnya Allah sangat menyukai shubuh dan memerintahkan saya untuk sholat shubuh, saya juga jadi tidak tahu bahwa pada pukul 4 pagi (waktu shubuh) Malaikat-malaikat Allah turun dari langit, saya jadi tidak tahu, karena tidak mempelajari Allah saya juga jadi tidak tahu bahwa hakikat saya diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah. Apakah seperti itu? itu landasan mengapa ada lindasan salah dalam statemen yang kita bahas sebelumnya. Jadi bukan lagi pertanyaan apakah statemen "mempelajari manusia duluan atau Allah duluan" yang saya pertanyakan, tetapi pertanyaannya berubah menjadi mengapa ada statemen seperti itu muncul? ternyata karena akhir-akhir ini banyak sekali keramaian disosial media terkait agama "itu salah itu benar", "hanya agama kita yang benar agama kamu salah", danseterusseterusnya. Sehingga penulis statemen berfikir "yauda kamu belajar jadi manusia dulu ajalah sebelum belajar tentang Allah". Saya kemudian berfikir kembali, semarah apakah sebenarnya penulis statemen sehingga dia sampai berkata seperti itu? Singkat cerita saya jadi bertanya kepada diri saya sendiri, apapun tentang Allah pasti itu damai dan tenang, dan menemukan buku ini, buku ini sangat menjawab terkait pertanyaan-pertanyaan saya, ternyata jawabannya adalah ikhlas, hidup tanpa pretensi apa-apa *)











This book is so cool and source mind inspiration *)

beautiful hello

it really feels like you’re a part

07.27










when women support each other amazing things happen :*)
It started when me and Annie were in SatriArta wedding party, the wedding was completely a modern wedding project,, they are so lucky that have tons of talented and helpful friends who helped them for the big day,, sebenernya tidak ingin membahas terkait bagaimana jalannya acara dan suasa di pernikahan Satria dan Arta,, hanya saja pesta pernikahan ini berbeda,, karena saya kesana dengan sahabat saya Annie,, dengan Annie seperti biasa,, kita jadi bisa melihat semuanya lebih dalam lagi,, membuat kita benar-benar belajar hidup dalam momen tersebut,, oh iya terus terang ini kondangan pertama saya dimana saya datang bersama Annie,, mari kita mulai dengan segmen sudut pandang menerima undangan,, ketika mendapat undangan teman,, sudah dapat dipastikan saya termasuk orang yang harus menyiapkan diri 2 minggu sebelum acara dimulai,, tetapi Annie memutuskan datang atau tidak H-3 atau H-1 saja,, dia sangat sederhana dalam pemikiran dan persiapan dari sudut pandang saya,, begitu Annie menjemput saya dengan segala macam kostum yang saya tahu selalu bagus jika digunakan Annie,, dan ternyata kita mempunyai satu sifat yang sama,, segala hal pencegahan apapun harus ada di dalam kendaraan kita (baca : sandal jepit misalnya),, kemudian selama perjalanan saya tidak berhenti berfikir,, dimana kira-kira saya harus berhenti dan membaca google map,, sementara Annie,, dia tahu persis kita harus ke arah mana,, OMG masalah perencanaan kita memang berbeda 180 derajat,, seminggu belakangan saya memikirkan kira-kira apa yang disukai teman saya yang sedang menikah,, sementara Annie sekali lagi sangat simple dia sangat cepat memikirkan bagaimana kita bisa sampai sana dan apa yang dibutuhkan teman kita,, sesampai di tempat,, seperti biasa semua wanita akan berkali-kali bertanya pada dirinya,, "apakah saya sudah terlihat anggun?",, tetapi sepertinya Annie sangat tenang,, tidak-tidak Annie tidak setenang itu,, ketidaktenangan Annie berbeda dengan ketidaktenangan saya,, Annie justru memikirkan kita akan bertemu dengan siapa saja?,, apakah kita masih ingat?,, dan apakah mereka tetap atau berubah?,, sementara saya memikirkan bagaimana teman saya bisa mengetahui keberadaan saya,, bahwa saya ada di hari bahagianya,, dan saya harap dia bahagia dengan mengetahui kehadiran saya disana,, setelah kita bertemu teman kita yang menikah,, kita berjalan-jalan,, akhirnya kita menemukan kesamaan kita,, mencari makan,, tempat duduk yang nyaman,, dan belajar,, kita mencoba beberapa makanan baru,, menikmati setiap desain dari pesta tersebut,, mengingat rasa cakenya,, warna-warni dekoratifnya,, kelip lampunya,, dan sepenuhnya hidup dalam acara tersebut,, satu lagi perbedaan,, kami,, dan menurut saya saya berhak mendapat poin 1 karena saya berhasil meluruhkan rasa pemalu Anni di pesta tersebut untuk kita nikmati bersama-sama,, menurut saya bersama Annie dan kabur dari keramaian pesta pernikahan,, keramaian pesta pernikahan maksud saya adalah berkumpul dengan teman-teman dan saling bertanya,, "kerja dimana? dan seterusterusnya" itu membuat kita tidak sepenuhnya hidup dalam acara teman kita,, jadi begitulah cara saya menikmati pesta pernikahan,, dengan dari jauh memperhatikan teman saya yang mukanya lelah tapi bahagia duduk di kuade,, menikmati setiap desainnya,, aroma pestanya,, dan poin paling penting,, saya sangat suka memperhatikan satu per satu orang masuk ke dalam pesta,, dengan memperhatikan gaun mereka,, paras muka mereka sangat lucu,, dan bahagia,, and in this case,, Annie opened my eyes,, *)






my personal life

kamu sedang berdiri dimana?

06.00

akhirakhir ini (lagi) gw berangkat kerja, dengan sepatu yg sama,, dengan baju yg sama,, dengan tas yg sama,, dengan motor yg sama,, dengan jam berangkat kerja yg sama pula,, gw melalui sepanjang jalan yg sama juga,, dan sampe di tempat kerja yg sama dengan arah jam yg sama juga,, memarkir motor ditempat yg sama,, jalan menuju ruangan yg sama,, membuka pintu,, menyapa teman-teman dengan gaya yg sama,, melepas jaket,, mencuci botol minum,, duduk,, ngobrol ringan,, membuka laptop,, mengerjakan pekerjaan seperti biasa,, mengecek handphone,, dan waktu terus berjalan,, dan tiba waktunya pulang,, dengan lelah yg sama,, memakai jaket yg sama,, turun ke parkiran,, dan pulang di jalan yg sama,, membuka pagar rumah yg sama,, merebahkan diri di kasur yg sama,, dan chat dengan orangorang yg sama pula,, hahah,, tapi waktu gapernah sama :*)
soooo? ada banyak hal dong yg beda,, org2 yg dipelajari berbeda,, lebih variatif,, mekanisme berpikir? juga uda beda,, metode belajar? juga uda bedaa,, keborosan pengeluaran? juga uda beda,, hahah jadi? 1:1 sih sementara,, hidup bosan iya maju juga iya,, mungkin ini yg namanya stage hidup biasa-biasa aja,, hahah,, jd itu jawabannya,, sedang berdiri di hidup yg biasa-biasa aja,, dan saya menikmatinya :*)

my personal life

hari minggu

05.37

beberapa bulan ini gw mengenal beberapa orang dan beberapa keluarga yg pengen gw tulis,, gw bertemu dgn satu ato dua orang beberapa keluarga yg tdk menyenangkan,, gw merasa mereka benar2 menomor satukan harta,, yups kehidupan dunia,, gw seakanakan bs merasakan ketidaktenangan yg mereka rasakan,, entahlah,, agak sedih sih liatnya tp gw gabisa apaapa,, cuma bisa liat aja,, hmm,, ngomong apa sih gw sebenrnya,, rada gapenting juga hahah,, intinya dapet pelajaran

pertama,, mw lo ganteng mw lo cantik tapi kalo hati uda bobrok,, tp kalo hati uda gampang banget buat bohong,, uda ngerasa plg waah,, dan lainlainnya,, itu sedih mwnyedihkan lebih tepatnya,,

kedua,, tentang apapun itu yg natural selalu lebih indah,,

ketiga,, hormatilah semua tamu,, terus terang ngerasa sedikit direndahkan sm beberpa org,, which is itu sangat gaenak,, jd kt harus blajar dan slalu menghormati tamu


catatan gw dari atas smpe kesini agak ga nyambung ya,, tp yagitulaaa