beautiful hello

the value of living : deep explanation by Aan Mansyur

05.41

Well.... friends today's post is a special one. It's hard to believed that finally i met one of my favorite writers, Aan Mansyur. Aku masih ingat betapa senangnya aku ketika pak pos mengetuk pintu rumahku dan membawa buku ini. Aku tahu buku ini tidak dari toko buku, tidak juga secara random menemukannya di perpustakaan, tidak juga pada daftar rekomendasi buku 'best seller' di goodreads atau semacamnya. Aku mengenal buku ini pada tahun 2012 di twitter @hurufkecil. Aku sangat suka setiap post dalam akun twitter tersebut, dan aku merasa kurang jika hanya membaca kurang lebih 144 karakter setiap harinya. Aku merasa candu, dan aku senang sekali pemilik akun tersebut menjual tulisan-tulisannya dalam bentuk buku. Aku jarang sekali jatuh cinta kepada buku karena mengetahui lebih awal siapa penulisnya, aku terbiasa jatuh cinta kepada kata-kata dahulu baru aku akan mencari tahu siapa penulisnya kemudian. 

Jika kalian terbiasa berteman dengan puisi, buku-buku Aan Mansyur bisa ku bilang buku puisi terbaik di negeriku, Indonesia. Jika kalian mengenal aku, kalian pasti sudah tahu kebanyakan koleksi buku-buku puisiku adalah buku-buku puisi dalam bahasa inggris, jarang sekali aku jatuh cinta pada puisi berbahasa Indonesia, dan akhirnya aku jatuh cinta dan merasa senang - sangat senang. Tidak ada satu halamanpun yang bisa kulewatkan dalam buku ini. Judul bukunya saja bisa membuatku tidak ragu-ragu untuk membelinya.

Tujuh tahun berlalu, akhirnya aku mendapat kesempatan bertemu langsung dengan penulisnya. Rasanya? Senaaaaaaaaaaaaang! Aku benar-benar ingin mengenal lebih dekat bagaimanakan penulis buku ini, dan akhirnya aku bisa berbicara dengannya. Aku datang ke salah satu diskusi buku oleh patjarmerah - menemani kata-kata bekerja dalam puisi, aku sedikit merasa sedih karena datang terlambat. Aku mendapat kursi paling belakang, tetapi tetap bisa mendengar secara jelas setiap kalimat-kalimat yang dikatakan mas Aan. Tidak hanya di buku-bukunya, menurutku cara dia berpendapat - menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta, semua kata-katanya nyaris indah seperti puisi :')

Pelajaran yang paling ku ingat adalah mas Aan dalam sehari-hari berbahasa bugis, sehingga bahasa Indonesia termasuk asing baginya, dan dia menulis karya-karya nya dalam bahasa Indonesia, dan indah, bagaimana bisa? - dia belajar..  aku masih ingat ketika salah seorang peserta bertanya..

"kenapa mas Aan ingin menjadi penulis?"

"karena sebenarnya saya malas orangnya.. saya pikir menjadi penulis bisa dilakukan sambil bermalas-malasan" - semua peserta tertawa

"bagaimana seorang pemalas seperti mas bisa menghasilkan karya-karya luar biasa dan menjadi sukses?"

"mungkin karena kebanyakan orang-orang terlalu rajin sehingga mereka tidak berhasil" - semua peserta tertawa lagi :'>

Ada beberapa pemikiran-pemikirannya yang jarang atau tidak pernah sama sekali terpikirkan oleh kebanyakan dari kita seperti (1) semakin cepat kendaraan yang kita gunakan, semakin sedikit hal yang bisa kita lihat, (2) pembaca adalah penulis kedua - penyair kedua, (3) menulis bukan hanya mengatakan sesuatu, tetapi juga memberi ruang untuk orang lain, (4) menulis ulang adalah cara untuk menulis lebih bagus, (5) bayangkan pembaca itu tidak selalu seperti kita, mereka mungkin tuli, mungkin buta - kita tidak harus selalu menulis "mustahil" untuk menjelaskan sesuatu yang tidak mungkin - mungkin kita bisa menggunakan kata "memanjat hujan"? 

ya Allah aku bahagia dapat kesempatan mendengarkan kalimat-kalimatnya secara langsung, aku seperti tiba-tiba merasakan semangat dan hidup kembali, terimakasih :')

uchi - Aan fans 1 - reta - Aan Mansyur - Neno - Aan fans 2 - alvi
terakhir : (waktu minta ttd) buku ini tahun berapa ya ci? kayaknya sudah tidak di produksi lagi  .. (saking lamanya) :'>