I was born to this wonderful world 25 years ago. IM OLD hahaha. Anyway, setelah berusia 25 tahun baru bisa 'memahami' apa artinya kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Pantesan pengeluaran terbesar habis di makan, ternyata makan kebutuhan primer toh. Masalahnya, makanan mahal udah masuk daftar kebutuhan primer juga nih? hhaha. Sebenarnya klasifikasi kebutuhan itu bisa membantu kita dalam mengontrol pengeluaran. Tetapi karena memang saya orangnya agak nyeleneh, kebutuhan itu bisa saya geser-geser sendiri, contohnya buku dan pulsa udah masuk kebutuhan primer, makanan gabisa digeser ke sekunder atopun tersier. Kondangan juga udah hampir masuk kebutuhan primer kahir-akhir ini. Bayar BPJS, beli bensin, nabung buat beli kamera, nonton semuanya udah masuk kebutuhan primer, gabisa digeser-geser lagi juga. Semakin dewasa semakin banyak 'masuk' dalam kategori kebutuhan primer. Jika list kebutuhan primer udah banyak, tetapi anggaran tetap, jadi yang harus ditekan adalah anggarannya, gitukan ya secara teori. Jadi bagi cewe-cewe single gabisa masak seperti saya. Kita harus pinter-pinter milih makanan enak, sehat, murah, dan bermanfaat. Bubur ayam aroma, mie ayam lesti, empek-empek gang, bebek tujuh ribu lima ratus, saya bisa menjamin itu semua sangat enak, favorite banget, murah jelas, cuma sehatnya saja yang gabisa saya jamin ;')
But on the other hand just remember, you need to keep moving, gamungkin selamanya buat memenuhi kebutuhan primer yang gabisa digeser ini kita beli makanan terus, kita harus bisa masak, walopun mungkin gaenak, tapi seenggaknya pengen mengenang makanan favorite aja ';))