melipat-lipat semua hal yang bisa dilipat,, lipat saja semua lalu selipkan kembali di jemari hatimu,, gadis itu pergi berlari meninggalkan ranselnya,, kameranya,, dia melupakan semuanya,, mencari kereta terakhir,, meninggalkan istananya,,
Pohon-pohon cemara menemani perjalananya,, perjalanan kosongnya,, seribu orang seperti satu,, otaknya telah memberikan print out dengan lelaki dihadapannya,, seseorang yang merenggut puluhan waktunya untuk berfikir irasional,, membuat istilah logis begitu asing untuk hari-harinya,, memendam beberapa tekanan yang mendalam,, haruskah dipertahankan?,, sementara yang lain menawarkan menembang melodi-melodi terindah,, saling bertukar lembaran-lemabaran surat,, menjaga dirinya,, menawarkan kesetian mendalam tanpa mengucapkan,, membuat cermin nyata bahwa dalam dia hidup dirinya,, butuh berapa waktu lagi untuk menjawabnya?,,
daftar nama hujan tidak pernah berhenti,, tetesan tinta belum berakhir dan dapat tertebak hingga tetesan berakhir hujan masih dengan nada yang sama,, aku bukan peramal tekankan itu,, aku hanya mempunyai gambaran luas,, jangankan tentang semua alasan-alasanmu,, tentang keberadaanmu disudut kota inipun aku tahu,, menungguku?,,
desie suci permata sari
22 januari 2015
burung-burung kemarau sudah kembali menuju sarang-sarangnya,, aku masih dibawah selimut yang sama,, selamat sore,, dan jam dindingku tetap berada pada angka yang sama,, betapa jenuhnya aku untuk menyusuri kebun-kebun kunyit,, tetapi ini harus di lakukan agar besok aku bisa terbangun dari mimpi-mimpiku,, kucuci muka kucel ini dan kusisir rambut rapi sebahu,, im ready,,
ini hanya memakan 20 menit dari hari-hariku untuk sampai ketempat yang sama,, disana sudah ada mereka,, dan dia,, hari ini aku tidak mau terlalu serius,, aku sengaja membawa kotak musikku,, kita bermain musik bersama,, senang rasanya melihat mereka semua bahagia,, semua menyenangkan selalu menyenangkan mengingat mimpi-mimpi kita,, dan dihari yang sama hatiku kembali jatuh melihat hal yang dia bawa untuk kita,, why you read my mind so deep,, hufft
peraturan #1
jangan pernah mengacaukan persahabatan dengan cinta
namanya semeru, rahadian semeru effendi,, dia adalah kepala produksi ditempat kerjaku yang lama. sedangkan aku adalah produser program. ini membuat hubungan kami harus "terikat kencang" agar tayangan yang dihasilkan bisa membuat rating programku selalu nomor satu diantara program-program lain.
awalnya aku sama sekali tidak pernah menaruh perhatian padanya,, semuanya terjalin hanya untuk urusan pekerjaan,, meru adalah team mate yang cukup professional,, tegas,, dan cerdas. sehingga apapun yang ingin ku diskusikan, selalu membuahkan solusi yang hebat.
"hari ini dapet berapa episode, ka?"
"satu segmen lagi, 2 episode"
"berarti stok jelajah lo udah ada 7 episode ya"
"hmm,,"
meru lalu membuat checklist pada catatan yang dinamakan dengan "buku dosa",, itu adalah catatan yang memuat tugas setiap produser program,, kapan seorang produser harus tapping program,, menyerahkan materi sebelum eksekusi,, memiliki stok tayangan dan banyak lagi. Produser program yang dipegang oleh meru ada 3 orang,, sela, joseph, dan aku,, arkania. Sedangkan program yang kupegang adalah sebuah news magazine tentang wisata yang diberi nama jelajah. I know, it sounds great program,, menjelajah suatu tempat, cari keunikan dan hal-hal lainyang bisa membuat orang gak akan mengganti channel saat akan menonton program yang kubuat.
"bulan ini rating program lo masih oke" kata meru sambil melihat catatannya
"sejak kapan gak pernah?" balasku, meliriknya.
aku yang baru saja selesai mendampingi editor mengedit gambar,, langsung membereskan barang-barangku yang ada dimeja editor dan berjalan turun diikuti oleh meru,,
"arka, rokok lo ketinggalan nih" teriak editor ku
"take it"
"thank you"
sampai di depan pintu keluar,, aku segera merogoh tas mencari ID card untuk membuka pintu,, meru lalu menempelkan ID card miliknya dan membukakan pintu untukku,, aku hanya nyengir saja padanya,,
"you're welcome.." sindirnya
"thank you" ucapku sambil nyengir
"udah berapa kali gw bilang, ID card itu dikalungin,, jangan di taro dalam tas,, repot sendiri kan lo jadinya,,
"tadi kan gw mau sholat mer,, kalau ruku' sujud,, ganggu pake ID card"
"by the way,, lo udah order mobil buat pulang?"
"belom sih,, tapi driver ada yang stand by kan?"
"hah,, ka,, penyakit lo selalu kayak gini. ngegampangin. kalau lagi gak ada driver yang stand by, gimana?
"ya naik taksi, susah bener"
meru hanya geleng-geleng kepala saja menghadapi keras kepalaku.
"gue anterin aja,, sekalian ada yang mau gue omongin sama lo"
aku segera berbalik dan memandangnya curiga
"kenapa gak diomongin sekarang aja? mumpung gue masih punya tenaga nih buat dimarah-marahin dan ngelawan lo balik"
"hahaha,, marah-marah kayaknya identik banget ya kalau gue udah bilang "ada yang mau gue omongin"
"well,, God bless your job. Gue malah rela melakukan apa aja biar bisa marah-marah sama anak buah gue yang kerjaannya gak becus"
"enggak kok,, ini bukan urusan kantor,, jadi gak enak kalau diomongin dikantor,, yuk,," ucapnya sambil merangkulku ke parkiran mobil kantor
"loh, pake mobil kantor? kenapa gak pake motor lo aja biar sekalian lo pulang nanti?"
"hari ini kayaknya gue nginep dikantor,, ada beberapa episode yang harus gw QC ulang"
"ya kalo gt gue mending pulang dianter driver aja, mer, urusin deh kerjaan lo dulu,, ini udah jam,, sebelas lewat,, mau ngerjain jam berapa lo kalo harus anter gw pulang?"
gw takut masalah gw udah gak bisa ketolong lagi, ka"
baru kali itu,, aku melihat meru yang lemah. meru yang ingin menangis dan minta diselamatkan,, aku tanpa sadar mendekatkan diri padanya dan mencoba memandang matanya,,
"are you ok?"
"I'm not"
aku diam sejenak lalu mengangguk dan setuju untuk diantar pulang olehnya.
jadi apa yang harus dilakukan kalau tiba-tiba rekan kerja,, yang ternyata adalah atasan yang super galak dan tegas,, menceritakan tentang kisah percintaannya yang dramatis karena pacarnya Esti berselingkuh dengan sahabatnya.
Aku memandang meru dengan pandangan kabur. Ternyata air mataku sudah menggenang, namun aku tetap memaksakan diri untuk bertahan. Untuk bisa lebih kuat dari meru, yang pipinya sudah basah dengan air mata. Meru sama sekali tidak menoleh ke arahku dan hanya menatap lurus kedepan. Tanpa sadar, meru sudah menghentikanku didepan kos-kosanku,, aku masih belum sanggup meninggalkan meru yang berantakan,, tiba-tiba meru melepas seatbelt-nya dan menjatuhkan diri dipelukanku
"lima menit aja, ka. gue mohon 5 menit ini tenangin gue"
meru terisak hebat tanpa suara dipelukanku,, aku yang tidak tahu harus melakukan apa, hanya bisa mengelus-ngelus punggungnya dan mengatakan "semuanya akan baik-baik aja, mer",, semuanya akan baik-baik aja
saat itu,, aku baru menyadari, bahwa quote "don't judge a book by it's cover" benar adanya,, aku tidak menyangka kepala produksi yang sangat strength ini mampu menangis karena urusan percintaan.
peraturan #2
berani "jatuh cinta, berani juga untuk gak ditangkap"
siang itu aku memutuskan untuk datang kekosan meru,, pagi tadi aku mendapat telfon dari teman yang ada disamping kamarnya,, mengatakan bahwa meru semalam pulang dalam keadaan hangover dan sampai sekarang belum sadarkan diri. Laki-laki itu berubah drastis sejak ditinggalkan oleh esti,,
sampai dikosannya, aku mendapi meru yang masih menggunakan seragam kantornya,, tidur dilantai dengan posisi tertelungkup,, bau alkohol yang masih menyengat masih tercium dari mulut dan badannya,, aku berusaha membuatnya bangun dan memapahnya kekamar mandi,, mendudukkannya dibawah shower lalu mengguyur badannya dengan air dingin yang mengalir dari showwer,, meru berteriak memaki saat dirinya basah kuyub,,
setelah kejadian meru menangis dipelukanku dulu,, aku mulai intens menjadi teman curhatnya,, setiap ada kesempatan,, meru pasti mencariku,, minta disemangati. akupun tidak sampai hati jika harus meninggalkannya yang masih terseok-seok mengumpulkan kekuatan dirinya lagi,, ia resmi melepaskan esti dan memutuskan hubungan dengan sahabatnya adam.
meru mulai kembali minum-minum,, hampir setiap minggu meru selalu pergi ke klub untuk mabuk disana,, malah terkadang membawa perempuan yang tidak ia kenal untuk bermalam di kosnya. tidak jarang ketika aku berkunjung aku selalu mendapati perempuan-perempuan asing sedang tidur dipelukannya,,
tidak sampai 5 menit, meru sudah keluar dari kamar mandi,, dengan senyum lebarnya seakan tidak terjadi apa-apa,, ia langsung makan tanpa basa-basi,,
"enak ka, beli dimana?"
"gue masak sendiri"
"serius lo, ini lo bikin sendri?"
"kurangin minum-minum meru, nanti liver lo bisa sakit"
"aduh terakhir lo bilang kurangin main-main perempuan, mau lo itu apa?"
"mau gue, lo benahin hidup lo"
"well, it's life,, we have to enjoying it"
"it's life ,, we have to manage it"
"kalau gitu coba lo sesekali pulang ke rumah, kekeluarga lo"
"dan harus tahan dengerin ocehan mereka yang selalu minta agar gw cepet2 nikah?"
"you're almost 30,, terang aja kakak2 lo mau lo menikah,,biar ada yg ngurusin hidup lo yang berantakan ini"
"gak ada yang sebaik esti, kayaknya ka"
aku lalu menarik nafas panjang agar emosiku agak meredam.
"gue jauh lebih baik dari esti, mer. gue bahkan yakin bisa bikin lo jadi laki-laki baik lagi kalo aja lo mau percaya sama gue,, jangankan bikinin lo makanan,, pijitin lo pulang lembur,, potongin kuku lo tiap minggu,, bantuin lo ngecek ulang QC"
"lo tahukan gw gak akan pernah bisa pacaran sama lo"
"then choose me as your wife instead your girlfriend"
aku lalu mengabil tas keluar dari kamar kosnya. Hah, entah mengapa aku masih saja meyakinkan diriku bahwa Meru adalah laki-laki yang dikirimkan Tuhan untuk bisa kuubah menjadi baik agar bisa menjadi jodohku.
peraturan #3
hindari memilih perempuan secara acak saat lo patah hati
jangan pernah tanya kayak apa rasanya patah hati. Gue kayak ngerasa ada ratusan jarum pentul yang ditancapkan berlahan dan ditekan secara serentak. Setelah itu, pelan-pelan dicabut dan darah mengalir dari semua lubang kecil yang ada.
Gue hanya bisa diam saat Esti meminta putus. Pengen banget nangis, tapi gak tahu gimana caranya. Bahkan gue sampai melukai diri gue sendiri biar gue tahu, ada yang bisa lebih sakit daripada hati gue. Apalagi setelah gue tahu alasan esti ninggalin gue, I guess friendship something important in human's life. Tapi gue salah. Jangan pernah percaya sama persahabatan kalau lo hanya dijadiin bahan tertawaan aja saat pacar lo lebih memilih berhubungan dengan sahabat baik lo sendiri.
Gue gak tahu gimana caranya meredam luka patah hati ini. Saat itulah, waktu gue naik ke lantai 2 ruang editing, Arkania ada disana. Dengan tampilan seadanya dan mata yang sudah agak mengantuk, dia tetap serius menemani editor untuk mengedit programnya. Salah satu produsen kesayangan gue yang punya tanggung jawab atas kewajibannya. Lama gue memperhatikan arka. Dia mulai membakar rokoknya lagi sambil sesekali mendikte editor tentang gambar dan voice over yang kurang cocok. I wish Esti can be like her. Gak pernah kehilangan sisi wibawa dan tanggung jawabnya tapi tetap bisa menggoda dengan gayanya merokok dan otaknya yang sistematis.
"Hari ini dapet berapa episode, Ka?"
"satu segmen lagi, 2 episode"
Whooa, rasanya dari semua produsen yang pernah gue pegang cuma Arka yang bisa bikin gue tenang. Listing stok programnya selalu aman dan hasil QC nya selalu rapi. Gue bahkan gak perlu melakukan banyak perbaikan lagi saat melakukan pengecekan QC terakhir.
waktu arka membereskan barang-barangnya dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba kayak ada yang membunyikan lonceng dikepala gue. Kenapa gak sama perempuan ini aja gue coba cerita tentang masalah esti.
curhat sama orang memang bukan gaya gue. Big no way. Tapi rasanya kali ini gue butuh seseorang untuk menyelamatkan gue,, seseorang untuk ngebantu gue berdiri dan berjalan lagi,, dan arkania shalaya adalah pilihan random terbaik yang bisa gue andalkan,,
gue memaksa arka untuk mengantar dia pulang ke kosannya. Awalnya dia nolak karena gue masih harus beresin beberapa program yang memang mau gue QC ulang. Tapi, entah karena permintaan gue yang cukup mengiba atau raut muka gue yang memang gak bisa berbohong menahan kesakitan, akhirnya arka setuju untuk gue antar, sekaligus mendengarkan semua keluh-kesah gue tentang esti.
Persis seperti yang gue harapkan, arka merespon satu per satu frame yang gue ceritakan. Dia tahu kapan harus bertanya, berkomentar, bahkan diam sesaat memberi jeda. Peka, gue butuh perempuan yang seperti ini. Dalam pikiran gue, selain mau mendengarkan pendapat arka, mendadak ada skenario lain yang masuk. Tiba-tiba aja, gue menginginkan arka untuk selalu ada disamping gue, jadi penguat gue paska ditinggal esti,, gue membutuhkan arka untuk sembuh.
"Lima menit aja, ka. Gue mohon 5 menit ini tenangin gue"
tanpa sadar, gue mengeluarkan sisi terlemah gue didepan arka,, dipelukan arka,, lebih tepatnya. Perempuan yang masih canggung untuk membalas pelukan gue itu hanya bisa mengusap-usap kaku punggung gue dan bilang bahwa semuanya akan baik-baik saja,, and suddenly,, when she said everything gonna be ok,, i know it will be.
sejak saat itu,, gak ada sehari pun gue lewatin tanpa arka. Biasanya gue bisa ketemu dia seminggu 2 atau 3 kali aja,, tergantung jadwal syuting dan QC materi dia. Tapi ini gue usahain selama dia ada dikantor, gue harus selalu ketemu dia. Berbasa-basi soal kerjaan selama satu jam pertama, dan berlanjut ngomongin masalah pribadi untuk jam berikutnya.
awalnya arka selalu menghindari topik-topik diluar urusan kantor. Ketara banget dia pengen menjaga jarak antara urusan kerjaan dan pribadi. Tetapi karena cara gue mendesak cukup rapi,, akhirnya dia mulai luluh juga dan dengan setia mau mendengarkan gue,, Oh God,, how I wish Esti can be like her,,
Gue memang sering dengar omongan,, obat patah hati terbaik adalah mencari pengganti secepat mungkin. Tadinya gue mau memilih arka aja buat jadi pengganti esti,, tapi gue gak tahu,, gak adil rasanya gue hanya menjadikan perempuan kayak arka sebagai rebound. Akhirnya menuruti bisikan setan yang kuat dari telinga kiri,, gue memutuskan untuk kembali aktif lagi didunia malam,, klub,, minum,, perempuan,, ketiga hal ini tidak pernah absen dari hidup gue,,
arka habis-habisan menasehati gue,, senang rasanya ngeliat perempuan ini marah-marah dan peduli sama gue,, membuat dia secara gak sadar semakin terikat sama hidup gue yang berantakan ini,, gue selalu penasaran,, nasehat apa lagi yang akan dicelotehkan oleh arka,, omongan-omongan dari mulut siletnya dia terkadang bisa menampar keras otak tolol gue,,
sampai akhirnya ada satu titik dimana gue ngerasa kalau arka gak lagi memperhatikan gue sebagai teman dan rekan kerja,, melainkan lebih,, dia mulai datang ke kosan gue,, masak buat gue,, ngurusin gue yang pulang dalam keadaan hangover dan banyak lagi,, karena pengalaman gue sama perempuan udah lumayan banyak,, gak butuh waktu lama untuk gue menyadari bahwa arka jatuh cinta sama gue,,
Lo tau apa yang ada dipikiran gue saat itu? kalau cinta ternyata memang bisa membuat siapa saja yang pintar, menjadi super bodoh. Apa yang dilihat arka dari laki-laki pemabok dan terpuruk kayak gue? Padahal diluar sana para penggemar arka cukup banyak. Produser News dikantor, kameramen senior acara olah raga, anak kreatif yang baru masuk dab fresh graduated pula,, bahkan manager marketing tv tetangga,, yang juga teman gue,, rela ngantri demi bisa sekedar makan malam sama arka,, tapi semua gak ada yang digubris dan dia malah memberikan hatinya buat gue,,
bohong kalau gue bilang,, gue gak tertarik sama arka. walaupun awalnya gue memang hanya ingin memanfaatkan dia untuk bisa sembuh,, tapi lama-kelamaan arka pelan-pelan gak hanya mengobati sayatan yang dikasih esti, tapi juga berusaha menorehkan namanya dihati gue. Dia memahat namanya secara halus dan tajam. Ini semua jelas di luar perkiraan, karena gue gak menyangka arka bisa punya potensi sebesar ini untuk membuat gue jadi ketergantungan sama dia. Lalu apakah ini saat yang tepat untuk menjadikan arka sebagai pengganti esti secara serius? Rasanya enggak. Gue tahu masih banyak yang harus gue benahi. Sembuh dari esti memang sudah dalam proses,, tapi untuk melepaskan esti,, gue belum tahu apa gue bisa secepat itu,, jadi sebelum gue yakin untuk menjadikan arka sebagai satu-satunya,, lebih baik gue menikmati semua perempuan yang bisa gue ajak having fun sekaligus bisa membuat gue untuk melepaskan dan melupakan esti,, gue harap,, arka bisa ngerti bahwa gue mau memilih dia disaat gue siap untuk berkeluarga,, bukan buat pacaran lagi,,
-rizkita lubis-
____________________________________________________________________________
pernah ngerasain hal diatas juga, sama persis, rizkita penulis atau peramal sih?.