pohon lampion

06.42


Ketika kutemukan jalan itu,, jalan yang menghubungan samudra dengan padang ilalang,, segera kulepaskan seluruh air diseluruh tubuhku,, kupijakkan kakiku dipadang impian,, padang didasar samudra,, kuberlari meyakinkan hati bahwa ini benar-benar padang ilalang,, padang ilalang senja itu,, aku berteriak sekeras kebahagiaan yang mampu diungkapkan kepada alam,, aku benar merasakan jiwaku kembali bersamaku,,
Dalam waktu sepersekian detik,, kudapatkan malam menyapaku,, kurebahkan tubuhku diatas rumput-rumput padang,, kutatap jutaan bintang di atasku,, kuhubungkan satu bintang dengan bintang lainnya,, hingga aku berhenti di satu bintang,,bintang paling besar namun tidak berwarna kuning,, bukan bintang kejora,, bukan bintang yang banyak dikagumi orang,, bintang ini mempunyai jiwa tersediri,, bintang biru kecil dengan cahaya besarnya,, cahaya yang mampu menyinari bintang-bintang lain yang tidak mempunyai cahaya,, kunamakan bintang Pluto,, bukan planet Pluto namun bintang biru Pluto,,
Kuambil teropong dalam tasku,, kuatur dalam skala paling sempurna,, kupusatkan pandanganku,, ternyata benar itu bintang biru yang pernah kulihat beberapa bulan yang lalu,, masih tetap sama,, bintang Pluto biru,, kuletakkan teropongku dan kunikmati malam itu,, malam tersunyi dipadang ilalang dengan cahaya bintang,, kupejamkan sekali lagi mataku,, dengan seluruh cahaya ragaku terbang masih dengan posisi terlentang,, angin berkerjasama dengan cahaya membawaku terbang menuju bintang itu,, rambutku terurai dan aku menjadi sangat ringan,, aku sampai pada bintang itu,, aku menginjakkan kaki dibintang itu,, aku merasa seluruh jiwaku kini telah kembali,, aku bertanya kenapa tidak muncul dilangit berhari-hari,, kenapa? Kenapa cahayamu menghilang dalam hitungan hari,, kemana?,, mempelajari dunia lain?,, mepelajari lukisan Tuhan yang lain?,, dan bintang itu tetap diam,, bintang itu masih sama seperti padang ilalang,, pendiam,, pendengar yang sempurna,, aku menangis,, aku merasa sendiri,, aku meletakkan segala laraku disana malam itu,,
Seperti lampion diatas air,, kini aku berada diatas perahu ditengah lautan,, suara ombak dan burung jalak membangunkanku,, kubuka mataku,, aku lelah mendayung namun aku harus mendayung,, kudayung dengan jemariku berlahan demi berlahan hingga aku menemukan pohon lampion ditepi lautan,, aku beristirahat disana untuk sementara waktu,,

You Might Also Like

0 komentar