dibalik rumput-rumput

08.59


Aku berdiam dalam hutan rumit yang tak mampu dilihat orang. Hutan paling indah yang tak satupun orang mau menyapanya. Hutan paling damai, pelukis bagi jiwa yang kosong. Perangkai mahkota air mata terindah. Pengukir gaun kesedihan tersempurna. Bagaimana kepingan-kepingan luka menjadi senyuman. Disini aku mempelajari kedamaian.
Aku tinggal dipohon camelia. Satu-satunya pohon merah dalam hutan ini. Aku disini tapi aku tidak berdiam, setiap hari menapakkan kaki, menelusuri setiap bagian yang tertanam dalam hutan. 20 Agustus 2011, aku menemukan satu-satunya danau dihutan ini. Kusibakkan rantai pohon beringin, aku mulai menikmati danau ini. Danau ini sangat jernih, tingginya ranting-ranting beringin mengelilinginya. Setiap bumi yang terpijak diselimuti rumput hijau berbunga transparan. Setiap pohon dengan pohon satunya di satukan ayunan. Batu-batu diamon berdiri menghiasinya, beberapa ditepi beberapa menyatu memperindah kejernihannya. Burung merpati bernyanyi menyempurnakan semua yang terlukis.
Aku duduk di tepi danau itu, melihat bayanganku menyatu dalam tenangnya air. Tanganku bermain dalam air. Dingin, mendinginkan setiap emosi yang tertanam. Dalam proyeksi kabut dan pelangi, aku menemukan tiga teratai, teratai putih, ungu, dan merah tepat ditengah danau itu. Teratai itu begitu indah, teratai itu tersenyum kepadaku. Setiap senyuman yang dibuatnya membuatku lupa bagaimana aku mengenalnya. Mereka pendengar terbaik yang pernah kutemui. mereka selalu ada disana, mereka selalu ada dan menunggu ceritaku. Mulai hari itu pagi-pagiku dipenuhi hal baru. Setiap pagi aku menyempatkan berkujung kedanau itu hanya untuk bercerita. Bercerita dalam lukisan, bercerita dalam lagu, setiap nyawa dalam puisi.
Imaginasiku mungkin tak mampu mewakili keindahan mereka. Keindahan setiap warna yang mereka punya. Kau bisa menikmatinya dengan perasaan yang ada dalam hatimu, matamu tak akan mampu melihatnya. Kami pernah bersahabat dengan waktu. Hukum waktu pernah mengizinkan kami tidak mengikutinya , “skip time”. Teratai mengajakku menyelami danau, melihat setiap ukiran cerita, ukiran yang terlewat bagi banyak orang.
                Didasar danau kami menemukan sebuah kerajaan, “pharmacist castle”,, kerajaan tua yang sangat rapuh. Sepanjang dinding kerajaan diselimuti lumut-lumut tua, jaring laba-laba air bermunculan pada jendela-jendelanya. Besi berkarat berdiri tegak bersiap menyambut kedatangan kami. Tidak ada cahaya, hanya kolaborasi gelap dan dinginnya air.

“Apakah kita harus memasuki kerajaan segelap ini?”
“Apakah dinginnya kerajaan harus menghiasi catatan kehidupan kita?”
“Bermain bersama jaring laba-laba dan lumut-lumut tua?”
“Aku tidak suka kegelapan, aku tidak suka gelap dan dingin”
“Aku tidak bisa,, tidak bisa melewatkan karya Tuhan yang satu ini”
“Tuhan meminta kita menyalakan setitik cahaya disini”
“Cahaya yang datang dari mata,, lisan,, dan hati kita”
“Hanya kita yang bisa menyalakan cahaya kita sendiri”
“Karena ilmu adalah perhiasan”
“mutiara yang tersimpan rapi di dasar danau”
“kerajaan farmasi”
Terimakasih teratai-teratai,, teratai yang selalu menemaniku bermain bersama lumut-lumut tua,, jaring laba-laba,, dan karat-karat besi,, teratai yang selalu menemaniku menemukan mutiaraku,, teratai-teratai :”)

                Dalam pencarian mutiara. Kami bermain kesisi dalam danau lainnya. Kami bermain menyusuri  sketsa dasar danau.

  1. Kerang Mutiara disisi Kerajaan
Kerang ini begitu menepis ,, menyatu dalam batu-batu karang,, tertutup tarian rumput laut,, tempat istirahat terbaik,, bersama tenangnya malam kami mengukir beberapa cerita,,
“habis bikin mie instan masing-masing dari kita harus bercerita ya”
“oke teratai merah yang pertama”
“ha? Aku?”
“aha,, siapakah gerangan pangeran yang beruntung mendapatkan hati teratai merah?”
“jeng...jeng...”
“ga ada”
“serius?? kamu engga pernah jatuh cinta?”
“he em,, dari kecil sampai sebesar ini belum ada satupun cowo yang bisa mengambil hatiku,, aku gak tahu kenapa,, entah hatiku yang terlalu dingin,, atau memang belum aja”
“bohooooong,, kalau sebatas kata “kagum”? adakan?”
“hmmm gimana ya,, kenapa aku tidak pernah merasakan jatuh cinta?,, karena aku susah membedakan arti “suka” dengan “jatuh cinta” ,, menurutku semua cowo pada baik sih,, baik sedikit udah langsung kepikiran aja,, ngepoin fb-nya,, terus besoknya perasaan udah biasa aja rasanya,, ya gitu-gitu terus engga ada yang spesial,,”
“hmm gitu ya,,”
“iya kadang-kadang iri juga sih sama kalian yang bisa fokus jatuh cinta sama seseorang”
“waaahh asik ada “projek pencomblangan teratai merah dengan,,,,,,,,” ada ide?”
“aku tahu aku tahu gimana kalo temanmu di bem ci”
“hehehehe yang mana?”
“yang masih jomblo ciiiii :D”
“waaah aku engga begitu hafal status relationship mereka,, aku list satu satu ya,,  brokoli,, kubis,, kaktus,, anggur,,”
“waaah kayaknya anggur cocok tuh sama teratai merah”
“anggur???”
“iya imut dan lumayan keren sih menurutku,, gimana merah?”
“hmm boleh siihh”
“tapi kayaknya engga mungkin karena anggur itu sepertinya ada hubungan khusus dengan penyihir delima merah,, yup penyihir delima merah”
“haa?? Penyihir??  :O serem amat ci?”
“aku juga engga tahu =____=,, kisah cinta anggur dengan penyihir delima merah bisa terjadi hehehehe”
“aaahhhh gantian-gantian jangan aku terus yang disorotin,, ganti yang laiiiiiiiin,, teratai putih”
“oke teratai putih,, lets talk..”
“aku ya? Hmm aku suka pangeran kapas putih yang ada diterumbu karang itu,, senyumnya itu bikin aku lupa jalan”
“lupa jalan?  bagaimana itu maksudnya?”
“aku tidak tahu bagaimana menceritakannya,, tapi dia sangat menyayangi Tuhan,, cerdas,, setiap dapat sms darinya rasanya semua slide kuliah berubah menjadi dia,, aku tahu jadwal kuliahnya,, dan selalu menghindar dari jalan yang mungkin dia lalui,, tapi pada akhirnya?,, kita bertemu dijalan yang sama dengan baju yang sama,, ramahnya itu lho,, jangan-jangan jodoh ya,, aku mau Tuhan X)”
Kita semua tertawa bersama,, apalagi lihat ekspresi teratai putih saat bertemu dengan kapas putih di kantin,, pergi bagai hujan menetap bagai badai,, so memorable =)
                “giliran teratai ungu dan powerberry”   
                “aha?”
                “kami sepakat setia dalam diam”
               
  1. THP Bakery-Sampoerna Corner – Perpustakaan UB
Teratai merah dan ungu mempunyai hobi memasak,, sementara aku dan teratai putih mempunyai hobi berbisnis. Hobi sampingan tepatnya. Hobi untuk bertahan bukan untuk menghangatkan kekosongan jiwa. Kami berempat pernah sepakat mempelajari sebuah karya,, terkadang karya merupakan pelarian kekosongan terindah. Pertamakalinya kami bermain kekerajaan lainnya untuk mendapatkan ilmu yang tak kami dapatkan disini. Disana kami mempelajari formula sebuah makanan paling sederhana, mie instan dan tekwan. Hari-hari kami dipenuhi hal-hal baru seperti memperhitungan harga, biaya kursus, dan management waktu-waktu pelarian dari kerajaan farmasi.
“Kita butuh satu orang yang ahli di bidang ini”
“benar,, disini kita tidak mempelajari farmakokinetika, farmakologi,, ataupun farmakoekonomi mie instan”
“aku tahu,, jambu biji dapat memecahkan kebutaan kita akan hal ini =)”
“jambu biji??,, siapa itu teratai merah?”
“kakak kelasku dari bengkulu,, kebetulan dia hidup dikerajaan itu,, kerajaan tekhnologi hasil pertanian”
Aliran air berlalu senada berlalunya musik satu melompati tangga nada berikutnya. Bagaimana pelangi muncul dari dinginnya air,, cahaya yang bersinar lebih terang,, semangat yang terus bertumbuh tanpa alasan,, suatu hal  yang mampu melelehkan gumpalan es dalam hati teratai merah,,
Aku baru menyadari bahwa teratai merah telah  jatuh cinta untuk pertama kalinya =)
Teratai merah sangat cepat membaca novel,, namun tidak secepat jatuh cinta,,
                “ci aku malu banget akhirnya kamu tahu”
                “jadi cerita tentang pangeran di blog teratai merah,, itu dia?”
                “iya ciiii,, aku suka menghabiskan waktuku mengerjakan karya ini dengannya,, menghitung bersama,, menyusun formula bersama,, tahu engga ci kita satu pesawat waktu aku pulang kemaren =)”
Setiap aku dan teratai merah melewati kafe dengan akustik,, aku dan teratai merah selalu berkata
“kalau sudah punya pacar,, tempat yang harus dikunjungi pertama kali adalah? Kafe dengan akustiknya =),, yey”

  1. Lay-Lay Cafe
Pertamakalinya bisa kesini,, pertama kalinya bisa tlaktir teratai-teratai pake beasiswa. Aku dapat melihat kemewahan lampion-lampion air disini.
“powerberry es krim rasa coklat”
“teratai merah strawberry”
“sisanya teratai putih dan ungu”
“hahahaha”
Sebenarnya bukan masalah menu makanan atau mewahnya kafe yang terkenang. Selain keceriaan kasih sayang,, teratai putih mengajariku ketulusan dan bagaimana kita memilih bahagia,,

teratai putih dan menu masakan
“ci kenapa pesen nasi goreng,, kenapa gak jadi pesen masakan jepang,,”
“gapapa,, belum saatnya =)”
“aahh bohong,, kamukan paling suka masakan jepang,, lagi hemat ya?,, kurang berapa uangnya?”
“waaahhh jangan terlalu mikirin aku putih,, tenang aja aku bisa makan apa aja kok”
“yaudah kamu pesen nasi goreng,, tapi aku tlaktir kentang goreng sama mayonaise rasa blueberry kesukaan kamu ya”
“speachless”

teratai putih dan foto
“klik,, klik,, klik”
Lihat foto
“aku mau hapus yang ini ya ci”
“ha kenapa kamu hapus,, kan kamu cantik banget disitu”
“gapapa,, aku engga suka aja =)”
                Padahal hasil fotonya,, aku yang jelek,, dan dia cantik banget,, tapi dia hapus,,
                Aku gak tahu gimana aku harus menggambarkan ketulusannya,,

                teratai putih dan Tuhan
“ci kita pulang sebelum jam 4 ya,, aku harus kegereja”
“okai”
“ci menurut kamu,, aku langsung ke gereja atau pulang ganti baju yang bagus dulu,, tapi jadi telat kegerejanya”
“ci ini udah jam 3 lho,, kamu harus sholat Ashar,, ayo cepet-cepet”
“ci aku mintai di ceritai bagaimana kisah kristen dalam Al-Qur’an”
“ci hari ini aku membaca kitab,, 3 kali seminggu,, kamu baca Al-Qur’an berapa kali seminggu ci?”
“ci kalau baca Al-Qur’an jangan sambil nonton TV,, jangan sambil laptopan,, harus fokus”
“ci kalau sholat itu pakaiannya harus rapi,, harus wangi”
“nanti kita petik powerberry di surga sama-sama ya”

Jujur,, kami berbeda agama tapi teratai putih membuatku mencintai Islam lebih dalam lagi,,
Apakah harus sama untuk bersama?

Teratai putih dan kuliah
“teratai putih aku TA ya,, tugas kosmetikku belum selesai”
“ci kamu gak ingat kata Bu Efta ya? Kita itu harus jujur,, harus menerima konsekuensi dari apa yang kita kerjakan”

“teratai putih aku nyontek farmakokinetik ya,, pusing banget”
“okai,, aku ajarin ya,, harus ngitung sendiri,, harus belajar,, gak boleh nyalin kertas aja =)”

“aaaaaaaaaaaaaa ini pelajaran favoritku,, tapi nilaiku engga outstanding”
“harus bersyukur ci,, mungkin kitanya yang masih kurang,, apagunanya nilai tinggi tapi kalau kita gak hidup dalam nilai itu?,, berarti kita harus belajar lebih dalam lagi agar ada nyawa dari setiap nilai yang tercetak”

Teratai putih dan bisnis
“kayaknya aku harus kulakan di cina,, murah banget,, tapi minimal kulakannya 1 juta,, gimana menurutmu ce?”
“jangan ci,, itu terlalu ceroboh”
“tapikan bisnis itu harus berani ce”
“berani beda sama ceroboh,, kamu coba kulakan sedikt2 dulu baru kalau udah laku banyak kulakan yang banyak”
“ce =’)”

  1. NAV
Tempat ini tempat untuk bernyanyi,, menyanyi itu pasti,, tapi aku tidak belajar bernyanyi disini. Disini aku belajar kesederhanaan dari teratai ungu,, cermin sederhana paling sempurna,,
“kita booking tempat yang paling murah ya”
“aku pesen minum aja,, uangnya untuk makan malam saja”
“kita ga usaha foto box ya,, kita foto pake hape aja,, biar pengeluarannya minimal”
“penyakit ngelaundri itu harus di hapuskan”
“ayo ciiiii rajin nabung,, kamu nabung buat beli kambing,, aku nabung buat beli laptop,, laptopku bermasalah”
“aku harus jualan nih ci,, biar gak sering-sering minta orang tua”
“ayooo sholaat uciii,,,, gak boleh ditunda-tunda”

Aku engga tahu harus mengetik sepanjang apa lagi untuk menggambarkan kesederhaannya,, teratai ungu itu mempunyai rumah karang mutiara yang indah,, tapi dia tidak pernah membanggakan kekayaan orang tuanya,, dia tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya,,

“ci maaf kadonya telat,, buka di rumah ya”
Bloogie tahu engga isi kadonya apa? “Al-Qur’an” “warna pink”,, :’)
Ternyata dia memperhatikan aku banget,, dia tahu setiap kegramed aku melihat al-qur’an tapi gak beli-beli,, aaaaaaaaaaaa teratai ungu kenapa dibalik sifat hemat dan kesederhaanmu ada mutiara yang begitu indah :’)

Terimakasih Tuhan telah mempertemukanku dengan teratai-teratai itu,, teratai-teratai terindah dalam hutanku,, dalam kerajaan rapuhku,, terimakasih,, kalian hebat :’)

A second, a minute, an hour, a day goes by,,
I'm hopin' just to be by your side,,
I'm turnin' the handle, it won't open,,
Don't make me wait 'cause right now I need your smile,,
Knock, knock,,

When life had locked me out I turned to you,,
So open the door,,
'Cause you're all I need right now, it's true,,
Nothin' works like you,,

Little louder, little louder,,
Little louder knockin',,
Little louder, little louder,,

A warm bath, a good laugh, an old song that you know by heart,,
I've tried it but they all leave me cold,,
So now I'm here waitin' to see you,,
My remedy for all that's been hurtin' me,,
Knock, knock,,

When life had locked me out I turned to you,,
So open the door,,
'Cause you're all I need right now, it's true,,
Nothin' works like you,,

You seem to know the way,,

To turn my frown upside down,,
You always know what to say,,
To make me feel like everything's okay,,





You Might Also Like

0 komentar