rumah kemangi-kemangi
08.01
aku mendapatkan senja dengan lukisan dandelion,, sangat rindu melihat dandelion terbang bebas,, bebas sebebas-bebasnya tanpa terhalangi air hujan,, walaupun keduanya seimbang. Aku duduk dibukit itu lagi dengan penaku,, kali ini aku menggambar rumah kecil,, rumah kemangi-kemangi. Kemangi-kemangi guru memasakku minggu ini,,
"ci kalau goreng bahan kayak gini,, apinya harus dikecilin biar matangnya rata,, kalau besar nanti gosong tapi engga matang"
"yang gosong dibuang ya?,, sayang TT___TT"
"iya harus dibuang ci,, itu karsinogenik,, ayo dibuang uci"
"ci kalau sayur itu engga bisa dicincang kayak bawang,, harus dipotong kecil-kecil tanpa tarian"
"ci kalau pakai tepung itu bisa mengkerut,, jadi lebih baik tidak di beri pinggiran tepung"
"ci kalau mitili sayur itu harus bersih,, ini rusak bukan karena busuk cuma karena tertekan,, uci harus hemat ya kalau memasak"
"lada garam merica jangan lupa,, cabai itu penting"
"uci kalau masak harus cepat,, nanti anak sama suaminya kabur lho kalau kelamaan"
setiap kata yang tertutur membuatku sadar betapa butanya mata saya selama ini terhadap dapur,, ternyata kabut ketakutan saya terhadap memasak membutakan jiwa saya bahwa "kreativitas dalam dapur" itu ada,, <3
ini hasil gorengan ocicipsku,, besok-besok pengen coba buat lagi biar makin pinter memasak <3
0 komentar