181014

04.27



Sepanjang jalan berlampion menyempurnakan pantulan tetesan keemasan embun diatas rumah pohonku. Aku melihat, menikmati mereka satu persatu berbaris beriringan. Ingin sekali kuambil penaku melukiskan, mengabadikannya, melemparkan kedunia lain. Duniaku tak akan pernah bisa dimasuki oleh siapapun,, bahkan penulis-penulis dongeng terhebat di dunia. Bahagia sekali dapat beristirahat disini,, mengkomunikasikan semua kata-kata hati kepada semua hal yang tak pernah mampu berbicara kepada dunia. Dandelion, air, hujan, rumput-rumput, dan kekuatan angin-angin, terkadang melihat mereka menjadi alasanku untuk selalu tersenyum. Kugerakkan kakiku,, kutinggalkan rumah pohonku,, ku buka jendela-jendelanya,, Aku tidak takut jatuh lagi sekarang,, walaupun rumah pohonku diatas sebuah danau,, aku membuka jendela,, membuka kedua tanganku,, membiarkan kekuatan gravitasi bumi dan langit memperebutkanku,, aku tidak takut jatuh lagi sekarang,,
Dasar imaginasi, bentuknya terkadang begitu semu,, aku bisa saja menulis aku akhirnya terbang memetik bintang-bintang,, ternyata jemari tanganku memintaku lain,, menggambarkan,, aku terjatuh sangat dalam disebuah danau,, air-air paling menakutkan membasahi semuanya,, aku tidak punya kekuatan melawannya,, aku membiarkannya membawaku semakin jauh dan jauh,, aku menangis didalam danau,, menangis membuatku semakin jauh,, aku tidak dapat membedakan lagi mana air mata dan air lainnya,, aku tidak bisa,,
Lumut-lumut dasar danau tak pernah mengenal matahari,, mereka tak pernah melihatnya,, tak pernah membayangkannya,, tak pernah membencinya,, mereka hanya tahu matahari itu ada,, aku terpuruk lumut-lumut,, tak bisa membedakan lagi mana aku dan mana lumut-lumut,, aliran air menceritakan perasaan lumut-lumut,, aku hanya tersenyum semu,, aku terlalu banyak melihat matahari,, aku tidak pernah ataupun terfikirkan,, ternyata dapat melihatnya itu kebahagian bagi mereka,, meraka yang tak pernah kutemui,, kita tertawa bersama bersama aliran air-air.


kado untuk Meutia Tamimi Auli dan Muhammad Okta Dody Muzuka (bagian 2 untuk Meutia, bagian 1 untuk Muzuka)
semoga selalu diberi jalan terindah dan terbahagia dalam detik-detik menemuiNya yaa :))


                                                                                             -desie suci permata sari-



You Might Also Like

0 komentar