every weekend

19.41

galeri herbochi creative store

horee hari ini sudah bisa melupakan registrasi,, sudah semangat kembali untuk memulai kelas kembali bersama registrasi :))
mari kita mereview buku diakhir pekan

permasalahan dengan orang genius, bagian I
Dalam episode kelima dimusim 2008, acara kuis diamerika yaitu I vs 100 ini adalah salah satu sekian banyak kuis yang muncul berhamburan setelah kesuksesan fenomenal who wants to be a millionaire. Acara itu selalu menampilkan seratus orang yang sama setiap minggunya dengan tugas menjadi sebuah tim yang disebut sebagai "mob". Setiap minggu mereka mengadu kecerdasan dengan seorang tamu undangan khusus. Yang dipertaruhkan adalah uang sebesar satu juta dolar. Sang tamu harus cukup cerdas untuk menjawab lebih banyak pertanyaan yang benar dibandingkan seratus pesaingnya,, dan dengan standart itu,, hanya sedikit yang sebaik Christopher Langan.
"Malam ini mob menghadapi penantangnya yang paling hebat," ujar pembawa acara
"Sambutlah Chris Langan,, yang disebut banyak orang sebagai manusia terpintar di Amerika"
"Orang biasa memiliki IQ sebesar seratus,, Einsten sebesar seratus lima puluh,, Chris memiliki IQ sebesar seratus sembilan puluh lima,, saat ini Chris sedang memeras otaknya untuk memecahkan sebuah teori dikampusnya,, tetapi apakah otaknya yang berukuran besar ini cukup untuk melawan segerombolan orang untuk satu juta dolar? temukan jawabannya sekarang di One versus One Hundred

"Saat memiliki IQ yang tinggi, kita cenderung untuk menekuni suatu bidang, tenggelam dalam berbagai pemikiran yang dalam,, kita menghindari pertanyaan remeh-temeh"

Dia sudah mulai berbicara pada usia enam bulan,, saat berusia tiga tahun dia mendengarkan radio dihari minggu saat pembawa acara membacakan komik dan langan terus mengikuti acar itu sampai mampu mengajarkan dirinya sendiri untuk membaca. Pada usia lima tahun, dia mulai bertanya kepada kakeknya tentang keberadaan Tuhan,, dan masih ingat merasa kecewa dengan jawaban yang didapatkan olehnya. Disekolah Langan bisa mengikuti ujian bahasa asing, tanpa pernah mempelajarinya sedikitpun,, dan bila ada waktu dua atau tiga menit sebelum guru datang,, dia bisa membaca buku cetak dengan cepat dan lulus tes tersebut dengan sempurna,, ditahun-tahun awal masa remajanya,, sambil bekerja sebagai asisten dipertanian,, dia mulai membaca buku tentang teori fisika,, pada usia enam belas tahun,, dia sudah bisa memahami mahakarya Bertrand Russel dan Alfred North Whitehead yang terkenal sulit dipahami dengan judul "Principia Mathematica",, Dia mendapat nilai sempurna untuk ujian SAT walaupun sempat tertidur saat ujian berlangsung,,

"Dia mengerjakan matematika selama satu jam lamanya,, kemudian dia mengerjakan bahasa Prancis selama satu jam,, Kemudian mempelajari bahasa rusia,, Kemudian membaca buku filsafat,, Dia melakukan semua itu setiap harinya dengan tekun,," -  kata adiknya Mark

setelah hampir 4 bulan kuliah di UI,, dan tragis mendengar nilai regis 50 alias D,, nilai D pertama dalam sejarah kuliah difarmasi ;>
mungkin kemaren jawabnya terlalu bertele-tele dan IQ disini sangat digunakan sepertinya,, mari kita mulai

tuliskan sebanyak mungkin kegunaan yang dapat anda pikirkan atas benda-benda berikut :
1. batu bata
2. selimut

ini adalah sebuah contoh dari apa yang disebut sebagai "tes penyebaran" (kebalikan dari tes seperti yang dibuat Raven,, yang meminta anda melewati serangkaian kemungkinan untuk mendapatkan jawaban ya tepat). Tugas ini menuntut anda untuk menggunakan imaginasi dan membawa pikiran anda ke berbagai arah yang berbeda sebanyak mungkin,, namun dengan tes penyebaran ini tentunya tidak ada satu jawaban yang benar,, apa yang dicari oleh pemberi tes adalah jumlah dan keunikan dari jawaban anda,, dan apa yang dinilai dari tes tersebut bukan kecerdasan analisis tetapi sesuatu yang sangat berbeda,, sesuatu yang lebih dekat dengan kreativitas,, tes penyebaran ini sama menantangnya dengan tes penyatuan,, dan jika anda tidak meyakini hal itu,, saya mendorong anda untuk berhenti sejenak dan melakukan tes batu bata dan selimut itu sekarang juga.

sebagai contoh,, berikut ini adalah sejumlah jawaban atau tes "kegunaan benda-benda" yang didapatkan Liam Hudson dari seorang siswa bernama Poole disebuah SMA Inggris terbaik :

Batu Bata alat untuk berkelahi,, untuk membangun rumah,, untuk digunakan dalam permainan rolet Rusia kalau kita ingin tetap hidup pada saat yang bersamaan (batu bata digunakan pada langkah kesepuluh,, berjalan,, membalikkan tubuh,, dan lempar tindakan mengelak tidak diperbolehkan). Untuk diletakkan di setiap sudut selimut bulu angsa diatas tempat tidur,, sebagai pemecah botol Cola Cola yang kosong.

Selimut,, untuk digunakan saat tidur,, sebagai penutup hubungan seks terlarang ditengah hutan,, sebagai tenda,, untuk membuat tanda asap,, untuk layar perahu,, mobil,, atau kereta luncur,, sebagai ganti handuk,, sebagai target latihan tembak untuk orang-orang rabun jauh,, dan sebagai alat menangkap orang yang meloncat dari bangunan yang terbakar,,

tidak sulit untuk membaca berbagai jawabab Poole dan mendapatkan gambaran tentang cara kerja pikirannya,, dia orang yang lucu,, dia sedikit subsesif dengan libido yang cukup tinggi,, dia memiliki bakat untuk mendramatisasi,, dia memberikan kesan bahwa jika kita memberikan waktu sepuluh menit lagi,, dia akan memberikan dua puluh kegunaan lainnya,,

sekarang untuk perbandingan saja,, lihatlah jawaban dari siswa lainnya dari hasil penelitian Hudson,, namanya Florence. Hudson mengatakan Florence adalah anak genius,, dengan salah satu IQ tertinggi disekolahnya,,

Batu Bata - mendirikan bangunan, untuk dilempar.
Selimut - menjaga tubuh tetap hangat,, memadamkan api,, diikat kepohon dan digunakan sebagai tempat tidur,, sebagai  pengganti alat usungan,,

Dimanakan imaginasi Florence? Dia telah mengidentifikasi kegunaan yang umum dan yang paling sering ditemui untuk batu bata dan selimut lalu berhenti disitu. IQ Florence memang lebih tinggi dari Poole. Kini menurut anda,, dari kedua siswa ini manakah yang lebih cocok untuk mengerjakan sesuatu yang brilian dan imajinatif sehingga memenangkan hadiah nobel?

Ini alasan kedua mengapa pemenang Hadiah Nobel bisa berasal dari Holy Cross maupun Harvard,, karena Harvard menyeleksi siswa-siswanya berdasarkan seberapa bagus hasil yang mereka tuliskan atas tes "kegunaan batu bata" dan mungkin "kegunaan batu bata" bisa dijadikan peramal kemampuan seseorang untuk mendapat hadiah nobel. 

"pengetahuan tentang IQ seorang anak laki-laki tidak begitu banyak membantu saat kita dihadapkan dengan sejumlah anak pintar" - malcolm gladwell

lalu bagaimana sistem ui menyeleksi mahasiswanya :'),, termasuk menilai ujiannya hhahahha,,, semangat belajar registrasi uchi,, FIGHTING!!!

You Might Also Like

0 komentar