why sometime I don't like IAI

09.38

u : mengapa saya harus meresertifikasi sertifikat kompetensi saya?
v : untuk memastikan anda selalu kompeten dalam berpraktek (secara teori)
u : apa syarat yang harus saya penuhi untuk itu?
v : beberapa poin praktek, pembelajaran, dan pengabdian harus mencapai skor yang telah ditentukan
u : dengan cara apa saya bisa memenuhi poin tersebut?
v : poin praktek tentu dipenuhi dengan cara anda bekerja baik pelayanan maupun industri, poin belajar dengan mengikuti beberapa seminar, dan pengabdian tentu dengan melakukan pengabdian seperti bakti sosial
u : jadi jika saya menganggur saya tidak akan mendapat poin praktek?
v : huum
u ; apakah dalam belajar saya harus mengikuti seminar?
v : tentu itu tindakan paling mudah dimana sudah tertera nomor SKP IAI, anda tinggal ikut secara pasif dan mendapat SKP pembelajaran
u : saya kurang fokus belajar dalam seminar. saya lebih suka belajar mandiri karena sesuai kebutuhan yang ingin saya pelajari dan lebih optimal bagi saya, saya juga lebih suka diskusi dengan beberapa apoteker dalam kasus yang serius
v : tetapi siapa yang menjamin anda kompeten setelah belajar mandiri dan diskusi bersama? apa buktinya?
u : tentu kita dapat memberikan beberapa saran dalam beberapa kasus pada pasien setelah saya belajar, jika tidak belajar tentu saya tidak bisa memberikan infomasi/rekomendasi kepada teman medis di RS ataupun kepada pasien
v : itu memang pekerjaan anda sehari-hari di RS
u : kemudian untuk poin pengabdian, apakah saya harus mengikuti baksos? yang singkat dengan bagi-bagi obat seadaanya itu? padahal setiap hari saya bertemu pasien untuk menerangkan obatnya, apakah itu tidak bisa disebut sebagai pengabdian?
v : itu memang pekerjaan anda sehari-hari di RS
u : maaf pernyataan anda sebelumnya, sertifikat kompetensi digunakan untuk menjamin kompetensi saya dengan poin-poin praktek, pembelajaran, dan pengabdian dimana ketiga poin tersebut sebenarnya selalu saya lakukan setiap hari dirumah sakit, rumah sakit membayar saya untuk itu, jadi mengapa saya harus mengahadiri seminar dengan biaya mahal dan ilmu yang tidak spesifik dengan kasus yang ingin saya pecahkan? mengapa saya harus repot-repot menghadiri seminar untuk meningkatkan poin pembelajaran saya bukan ilmu saya, dan mengapa saya harus mengikuti baksos super singkat dengan obat dan informasi seadanya untuk mendapatkan poin pengabdian padahal setiap hari saya menjelaskan obat kepada tidak kurang 30 pasien dengan waktu lebih panjang? Sehingga menurut saya perlu anda pelajari ulang makna kompeten sesungguhnya dengan mengumpulkan poin.

First of all, this article just my point about IAI recently, this is just my opinion yah, if you are disagree, no oration needed yah haha. I know in 'pharmacist world' every simple is complicated, in every step. Graduate and get 'Apt' in your last name doesn't mean you are free to manage your job with your way. Everything need 'bureaucracy'. I always think, this is my life, i know every game have a consequences, but I hate 'smart system - bad person', furthermore 'bad system - bad person'. Bad person refers to not a simple person. I'm hospital pharmacist, every day I meet patients, prepare medicine for them, evaluate their medication, and certainly interact with them. From this statement, we can get the point which is my hospital will pay me if I competent enough to do these Job, right?

You Might Also Like

0 komentar