apa yang membuatku tersenyum minimal satu bulan sekali?
16.28
Jika kalian mengikuti blogku dan telah membaca postinganku yang ini AFTER 8 MONTH THERAPY dan HE TELL ME I STILL HAVE A BIG HOPE kalian pasti paham kenapa aku harus ke dokter gigi minimal satu bulan sekali. Pada kedua pos tersebut aku membahas tentang mimpi dan terapi, tetapi dalam post ini aku mau membahas tentang beberapa hal di luar terapi yang menurutku sangat lucu untuk dikenang :)
Pertama kali memutuskan terapi itu adalah bulan april 2018, tahun 2018 adalah tahun kehilangan jati diri dan semua mimpi-mimpi besar seakan-akan hanyalah sebuah mimpi, seperti tidak akan terjadi, kecuali merapikan gigi. Banyak sekali dokter gigi di kota Malang, aku coba berdiskusi dengan beberapa dokter gigi yang ku kenal seperti di rumah sakit dan di klinik BPJS, tetapi mereka semua sepertinya tidak tertarik membantuku sehingga aku cari di google, akhirnya ketemu juga kliniknya. Aku chat adminnya alhamdulillah baik, kemudian karena resolusi kita tidak benar-benar sendirian aku pergi besama Eka, dia juga ingin merapikan giginya. Eka menjemputku di rumah sakit, kemudian kita berdua mencari tempatnya, pada map tempatnya sangat dekat tetapi setelah ditelusuri kita muter-muter dan tidak ketemu :(
Aku dan Eka memutuskan berhenti makan sebentar, tempat makannya di pinggir jalan, memasang harga lumayan, kita makan seperti tidak punya banyak uang, sehingga kita memesan apa yang kita perlukan. Momen yang membuat tertawa disini adalah (1) setiap secara random memilih makan dengan Eka, kenapa makanannya selalu tidak enak ya (?), (2) Eka mempunya helm yang lumayan bagus memang, sehingga dia selalu khawatir helmnya diambil orang, kemanapun dia ikut denganku dia akan membawa helmnya... seperti masuk ke tempat makan juga bawa helm....padahal sudah ada tukang parkirnya...mungkin suatu hari nanti dia akan takut suaminya diambil orang ya walopun sudah ada buku nikah (?), (3) Eka selalu bilang aku egois karena jas hujanku jas hujan single yang tidak bisa dibagi.... sehingga jika hujan kita terpaksa tidak kehujanan berdua agar tidak egois... hingga suatu ketika dia memutuskan membeli jas hujan single juga... jadi kita bisa sama-sama pakai jas hujan kita dan itu hanya terjadi satu kali karena setiap kali aku menjemputnya untuk bermain bersama dan mengingatkannya membawa jas hujan... dia tidak mau dan berfikir tidak akan turun hujan dan jika ternyata hujan terjadi dia akan mengatakan aku egois lagi... dan akhirnya hujan-hujanan berdua lagi hihihi
Akhirnya aku dan Eka sampai di klinik yang kami cari, ternyata kliniknya terlihat kecil dari luar, dari luar aku melihat cowo yang sepertinya kok tahu ya... kayaknya kita satu angkatan deh... apa perasaanku aja ya (?), kemudian kita masuk ke dalam, alhamdulillah mba resepsionisnya bhaiq, kita menjelaskan apa tujuan kita kesana, kemudian mbaknya mengintruksikan kita duduk di ruang tunggu untuk menunggu giliran bertemu dengan dokternya. Kita membuka-buka brosur sambil menunggu hingga giliran kita dipersilahkan masuk untuk diperiksa, kita tidak masuk sendiri-sendiri, kita masuk berdua. Aku mendapat giliran pertama untuk di periksa, rasanya tegang apalagi yang meriksa kayaknya familiar tapi aku gak kenal .-. , setelah diperiksa dan dijelaskan tentang rencana terapi yang akan kita lalui setahun kedepan, akhirnya aku memberanikan diri bertanya, aku panggilnya mas waktu itu bukan dok, gatau kenapa kayak canggung karena kita sepertinya seumuran,
"mas dulu kamu kuliah di FKUB ya?"
"iya" jawabnya
"makanya kayak tahu, uda lulus ya? soalnya banyak banget teman-teman yang masih koas"
"udah, alhamdulillah, pokoknya mau susah insyaallah bisa"
Dia bertanya sedikit juga tentang aku dan itu tidak terlalu penting, penjelasannya tentang terapiku terdengar agak berat, sehingga aku memikirnya beberapa hari hingga aku memutuskan untuk "oke uchi kamu bisa menjalankan terapi ini" dan datang kembali ke klinik tersebut, hal lucu yang selalu kuingat adalah setiap kali aku kontrol gigi untuk melihat perkembangan gigiku, dokter memintaku untuk senyum dan berkata
"coba se aku pengen liat, senyum" dia memberikan contoh untuk tersenyum
"malu...." jawabanku selalu seperti ini dan akhirnya aku tersenyum juga
"yang di sebelah sini udah bagus perkembangannya, sedikit lagi ya mba, yang sabar ya mba"
Banyak kesabaran yang diajarkan drg.Yusuf dan asisten yang membantunya, seperti mengajarkan tersenyum kepada pasien-pasiennya. Dari cerita ini kesimpulannya : untuk tersenyum aja aku harus belajar lo, aku membayar setiap bulan untuk belajar tersenyum, padahal kalian di luar sana bisa tersenyum kapanpun kalian mau, dan itu mudah bagi kalian, tidak perlu membayar, dan itu harus disyukuri, jangan dilupakan, jangan pelit senyum ya :) cheers!
Aku dan Eka memutuskan berhenti makan sebentar, tempat makannya di pinggir jalan, memasang harga lumayan, kita makan seperti tidak punya banyak uang, sehingga kita memesan apa yang kita perlukan. Momen yang membuat tertawa disini adalah (1) setiap secara random memilih makan dengan Eka, kenapa makanannya selalu tidak enak ya (?), (2) Eka mempunya helm yang lumayan bagus memang, sehingga dia selalu khawatir helmnya diambil orang, kemanapun dia ikut denganku dia akan membawa helmnya... seperti masuk ke tempat makan juga bawa helm....padahal sudah ada tukang parkirnya...mungkin suatu hari nanti dia akan takut suaminya diambil orang ya walopun sudah ada buku nikah (?), (3) Eka selalu bilang aku egois karena jas hujanku jas hujan single yang tidak bisa dibagi.... sehingga jika hujan kita terpaksa tidak kehujanan berdua agar tidak egois... hingga suatu ketika dia memutuskan membeli jas hujan single juga... jadi kita bisa sama-sama pakai jas hujan kita dan itu hanya terjadi satu kali karena setiap kali aku menjemputnya untuk bermain bersama dan mengingatkannya membawa jas hujan... dia tidak mau dan berfikir tidak akan turun hujan dan jika ternyata hujan terjadi dia akan mengatakan aku egois lagi... dan akhirnya hujan-hujanan berdua lagi hihihi
Akhirnya aku dan Eka sampai di klinik yang kami cari, ternyata kliniknya terlihat kecil dari luar, dari luar aku melihat cowo yang sepertinya kok tahu ya... kayaknya kita satu angkatan deh... apa perasaanku aja ya (?), kemudian kita masuk ke dalam, alhamdulillah mba resepsionisnya bhaiq, kita menjelaskan apa tujuan kita kesana, kemudian mbaknya mengintruksikan kita duduk di ruang tunggu untuk menunggu giliran bertemu dengan dokternya. Kita membuka-buka brosur sambil menunggu hingga giliran kita dipersilahkan masuk untuk diperiksa, kita tidak masuk sendiri-sendiri, kita masuk berdua. Aku mendapat giliran pertama untuk di periksa, rasanya tegang apalagi yang meriksa kayaknya familiar tapi aku gak kenal .-. , setelah diperiksa dan dijelaskan tentang rencana terapi yang akan kita lalui setahun kedepan, akhirnya aku memberanikan diri bertanya, aku panggilnya mas waktu itu bukan dok, gatau kenapa kayak canggung karena kita sepertinya seumuran,
"mas dulu kamu kuliah di FKUB ya?"
"iya" jawabnya
"makanya kayak tahu, uda lulus ya? soalnya banyak banget teman-teman yang masih koas"
"udah, alhamdulillah, pokoknya mau susah insyaallah bisa"
Dia bertanya sedikit juga tentang aku dan itu tidak terlalu penting, penjelasannya tentang terapiku terdengar agak berat, sehingga aku memikirnya beberapa hari hingga aku memutuskan untuk "oke uchi kamu bisa menjalankan terapi ini" dan datang kembali ke klinik tersebut, hal lucu yang selalu kuingat adalah setiap kali aku kontrol gigi untuk melihat perkembangan gigiku, dokter memintaku untuk senyum dan berkata
"coba se aku pengen liat, senyum" dia memberikan contoh untuk tersenyum
"malu...." jawabanku selalu seperti ini dan akhirnya aku tersenyum juga
"yang di sebelah sini udah bagus perkembangannya, sedikit lagi ya mba, yang sabar ya mba"
Banyak kesabaran yang diajarkan drg.Yusuf dan asisten yang membantunya, seperti mengajarkan tersenyum kepada pasien-pasiennya. Dari cerita ini kesimpulannya : untuk tersenyum aja aku harus belajar lo, aku membayar setiap bulan untuk belajar tersenyum, padahal kalian di luar sana bisa tersenyum kapanpun kalian mau, dan itu mudah bagi kalian, tidak perlu membayar, dan itu harus disyukuri, jangan dilupakan, jangan pelit senyum ya :) cheers!
0 komentar