merayakan tak-beralasan

21.21

     Sejak kecil hingga sekarang saya selalu berteman akrab dengan kata tanya "mengapa". Dalam proses mendidik saya, ayah saya termasuk tipikal orang tua yang ingin melindungi anaknya dengan melarang ini dan melarang itu. Namun saya bukanlah seorang anak penurut, saya selalu ingin mencoba ini dan itu, mengeksplorasi ini dan itu, tidak ada yang dapat menghentikan saya kecuali saya mendapatkan sendiri 'pemahaman' atas jawaban mengapa saya tidak boleh melakukan hal ini atau hal itu. Begitu saya menemukan jawabannya, ayah saya tidak perlu lagi repot-repot melarang saya untuk jangan ini jangan itu, saya akan secara otomatis tidak melakukan larangan itu. Dahulu ayah saya selalu melarang saya merayakan hari raya Idul Fitri dengan berkeliling desa bermaaf-maafan, saya merasa sedih karena tidak bisa seperti teman-teman saya lainnya dalam merayakan hari raya Idul Fitri. Ayah saya menjelaskan dalam meminta maaf dan bersilaturahmi tidak harus menunggu hari raya Idul Fitri, kita selalu bisa melakukan setiap hari, Nabi tidak pernah mengajarkan meminta maaf hanya pada waktu hari raya, tidak boleh seperti itu agar tidak menjadi budaya, Nabi selalu merayakan hari raya Idul Fitri dengan sederhana, sebaliknya merayakan hari Raya Idul Adha dengan besar-besaran, dalam menjalankan agama ayah saya selalu mengstimulasi saya untuk mencari sumbernya, tidak hanya mengikuti budaya yang ada, kemudian saya belajar, dan baru memahaminya. Ayah saya juga tidak mengajarkan saya untuk merayakan hari ulang tahun, merayakan kelahiran bayi, dan macam-macam 'selametan' dalam bahasa Jawa. Ayah saya juga tidak mengajarkan untuk melakukan budaya upacara "7 harian", "40 harian", maupun "1000 harian" untuk orang meninggal, setelah saya belajar buku-buku ayah saya ternyata upacara demikian adalah budaya nenek moyang yang terbawa, Nabi tidak pernah mencontohkan demikian. Ayah selalu mengatakan kepada saya hari ini dengan hari berikutnya adalah sama, kamu tidak harus menunggu besok untuk meminta maaf, kamu juga tidak perlu menunggu hari ulang tahun teman kamu untuk membuatnya bahagia, kamu selalu bisa melakukannya hari ini, sekarang juga. Ternyata ayah saya hanya ingin mengajarkan saya kita selalu bisa merayakan hari ini.
     Saya selalu merasa bahagia ketika mendapatkan pesan dari sahabat saya untuk mengunjunginya, selalu bahagia mengetahui bahwa sahabat-sahabat saya merindukan saya, selalu bahagia menghiburnya dan berbagi cerita dengannya. Saya sangat menyukai pizza, dan saya rasa Dewi juga, sehingga saya memutuskan 'merayakan hari ini' dengan Dewi dan Pizza ;')

pretty in green

pizza combi

meat lover

The trip of dreams 

my camera loves this pic



You Might Also Like

0 komentar